KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Swasta Turut Berikan Penghargaan Penanganan Stunting, Kolaborasi Pentahelix Semakin Nyata

14 September 2023 | Berita, Media

Wali Kota Mojokerto, Ita Puspitasari menerima Penghargaan sebagai salah satu dari enam daerah dengan kinerja stunting terbaik 2023 dari Kompas TV. (Foto: Kominfo Kota Mojokerto)

JAKARTA (stunting.go.id)- Sebanyak enam kabupaten/kota mendapat penghargaan Daerah Peduli Penanganan Stunting dan Layak Anak oleh Kompas TV. Penghargaan ini diberikan pada momentum puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-12 Kompas TV di Jakarta, Senin (11/9/2023). Keenam kabupaten/kota tersebut adalah Kota Bandar Lampung, Kabupaten Blora, Kabupaten Jembrana, Kota Mojokerto, Kabupaten Nias, dan Kota Semarang.

Penyerahan sertifikat penghargaan dilakukan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau akrab disapa Bintang Puspayoga. “Ini merupakan bentuk apresiasi kepada daerah yang melakukan upaya pencegahan dan penanganan stunting. Daerah-daerah ini telah bekerja keras mewujudkan kondisi yang lebih baik bagi anak-anak,” katanya.

Menurut Bintang Puspayoga, keenam daerah ini menurut dewan juri yang terdiri dari beberapa lembaga, dinilai telah mengoptimalkan percepatan penurunan stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi sinergi dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.

Aksi mereka dapat memberi motivasi bagi daerah-daerah lain untuk terus meningkatkan upayanya dalam mencegah stunting dan mewujudkan daerah layak anak. Menteri PPPA juga berharap, daerah yang menerima penghargaan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan komitmennya.

Daerah yang menerima penghargaan ini dinilai memiliki praktik baik yang efektif menekan angka stunting. Misalnya, Kota Mojokerto selama 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan prevalensi stunting yang signifikan. Pada tahun 2018, prevalensi stunting Kota Mojokerto berada pada angka 9,95 persen, lalu turun menjadi 9,04 persen pada 2019, lalu turun lagi 7,71 persen pada 2020, kemudian menjadi 4,84 persen pada 2021, dan SSGI 2022 mencatat prevalensi stunting Kota Mojokerto menjadi 3,12 persen.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, mengatakan ia menekankan pentingnya akurasi data sebelum aksi nyata dalam penurunan stunting dilakukan. Bagian dari akurasi ini adalah alat-alat yang digunakan untuk mengukur harus berstandar nasional dan memiliki akurasi tinggi. Ini sangat penting untuk menjamin efektivitas setiap program. Saat ini berdasarkan dara e-PPGBM per Mei 2023 di Kota Mojokerto terdapat 148 balita stunted dari total sekitar 5700-an balita. “Yang kita penuhi salah satunya, yaitu antropometri terstandar 100 persen dan ini adalah tugas Dinkes,” katanya. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait