KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Kejar Turunkan Stunting, Sumedang Organisir Mahasiswa KKN ke Pelosok Desa

27 September 2023 | Berita, Media

KKN Universitas Sebelas April Sumedang di desa Sukamenak kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang, (4/2/2022). (Foto: Info Sumedang)

SUMEDANG (stunting.go.id)- Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengerahkan semua mahasiswa di wilayahnya untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting. Caranya, Pemkab Sumedang mengikat kerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) menggelar program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang disebar ke seluruh pelosok desa.

Dengan cara ini semua mahasiswa KKN harus berpartisipasi dalam program penurunan stunting. Ada tiga indikator utama kinerja kegiatan tersebut, yaitu penanganan stunting, penanganan kemiskinan, dan peningkatan daya saing desa.

Karena mahasiswa hanya memiliki modal ilmu, maka kontribusinya difokuskan pada peningkatan literasi masyarakat miskin. Sedangkan sumber daya lainnya dikerjasamakan dengan pihak lain.

Untuk periode semester kedua tahun 2023 ini, sebanyak 258 mahasiswa dan para dosen pembimbing dari 48 perguruan tinggi dilepas ke 26 desa di 26 kecamatan, mulai Senin (25/9/2023) lalu. Rencananya semua desa di Sumedang meskipun ada di pelosok akan menjadi lokasi “KKN stunting” ini. Di antara tugas mahasiswa adalah mendorong warga desa memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal untuk meningkatkan produksi desa.

Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, pihaknya menargetkan semua desa dapat disasar oleh mahasiswa KKN pada 2024 mendatang. “Anak-anak ini tidak sendiri ya, akan ada unsur Forkopimda, Forkopimcam serta pihak swasta di antaranya bank bjb, bank Sumedang, Telkomsel, Indosat, dan Icon plus PLN,” kata Herman.

Jadi KKN ini akan merangkul pihak-pihak yang dapat mengubah situasi secara instan. Misalnya akan dipasang wifi gratis di 1.700 Posyandu di Kabupaten Sumedang, agar koordinasi dan sosialisasi dengan komunitas semakin lancar.

Sumedang adalah salah satu kabupaten yang memiliki praktik baik dalam penanganan stunting, terutama dari segi pemetaan stunting melalui aplikasi Simpati yang dibantu Telkomsel. Namun angka prevalensi stunting tahun 2022 justru naik dari 22% (2021) menjadi 27,6% (2022).

Hasil ini sempat diragukan oleh Pemkab Sumedang, karena merujuk pada data e-PPGBM yang terintegrasi dengan platform Simpati, angka stunting Kabupaten Sumedang tahun 2022 adalah 8,27%. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait