KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Intervensi Hulu dari Kasus Stunting, Remaja Putri se-Indonesia Disuplai TTD

27 Oktober 2022 | Berita, Media

JAKARTA (https://stunting.go.id)- Remaja putri yang mengalami anemia adalah hulu dari banyak kasus stunting di Indonesia. Untuk menjangkau mereka, Kementerian Kesehatan menggelar “Gerakan Nasional Aksi Bergizi” yang bentuknya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD).

Populasi remaja putri yang terbanyak berada di sekolah-sekolah. Untuk itu, program ini akan menyasar 1.028 sekolah dengan target seluruh remaja putri di Indonesia tanpa terkecuali.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Endang Sumiwi, mengatakan gerakan ini dimulai pada 26 Oktober 2022 dan akan terus berlanjut hingga seluruh sasaran dapat dijangkau. Saat ini, estimasi jumlah peserta mencapai 1.395.000 orang, dari total jumlah sasaran remaja putri 12.349.190 orang.

Endang Sumiwi mengatakan, Gerakan Nasional Aksi Bergizi membutuhkan gerakan bersama dari seluruh pihak. Berdasarkan data stunting Kemenkes, setiap bayi yang lahir memiliki 23 persen risiko stunting dengan panjang badan di bawah 48 persen.

“Sisanya, 77 persen atau hampir 80 persen terjadi sesudah lahir. Sehingga perlu ada dua intervensi, yakni sebelum dan sesudah kelahiran,” katanya di Jakarta, Senin (24/10/2022).

Aksi ini bukan yang pertama. Pada waktu-waktu sebelumnya, remaja putri telah banyak dijangkau program pemerintah, baik melalui intervensi ke sekolah-sekolah maupun melalui intervensi pra nikah melalui Kantor Urusan Agama (KUA).

Untuk intervensi ke sekolah, biasanya yang disasar adalah remaja putri usia 12 – 18 tahun atau kelas 7 sampai 12. Tablet Tambah Darah (TTD) yaitu tablet dengan kandungan zat besi tinggi diberikan kepada para remaja putri dan harus dikonsumsi di hadapan guru.

Hal ini dilakukan untuk memastikan mereka benar-benar mengonsumsi tablet Fe. Dosis yang diberikan adalah setiap orang mendapat satu tablet per minggu selama setahun dan dipantau setiap sebulan sekali oleh petugas. Diharapkan dengan adanya program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri ini dapat menurunkan gejala anemia sehingga mereka dapat memiliki kesehatan yang optimal menjelang kehamilan.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, hingga kurangnya stimulasi gizi. Pemerintah telah menetapkan target capaian prevalensi stunting di Indonesia pada 2024 ditekan hingga 14 persen, dari angka 24,4 persen pada 2021 (SSGI 2021).

Dalam kesempatan lain, Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin yang juga Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat, meminta seluruh elemen bangsa terlibat aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting. “Remaja putri adalah salah satu sasaran utama yang harus mendapat perhatian besar,” tandasnya.

Wapres menjelaskan, sejak tahun 2019 sampai 2021, prevalensi stunting berhasil ditekan dari 27,7 persen menjadi 24,4 persen. Masa pandemi telah memberikan pukulan keras pada ekonomi masyarakat, karena berimplikasi menurunnya daya beli. Akibatnya, asupan pangan dan gizi keluarga berkurang. (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait