Upaya pemerintah dalam pencegahan stunting tidak dapat dilakukan sendiri. Program ini membutuhkan dukungan mitra pembangunan: sektor swasta, akademisi/universitas, organisasi masyarakat madani, dan masyarakat. Pelibatan mitra dari kelompok organisasi non-pemerintah diharapkan dapat menguatkan potensi sumber daya yang ada dalam pencegahan stunting. Salah satu upayanya adalah peningkatan kapasitas mitra agar mampu mengembangkan program/kegiatan pencegahan stunting yang konvergen.
Selama dua hari tanggal 27 Februari dan 6 Maret 2021, Setwapres didukung TP2AK mengadakan pelatihan baseline survey bagi mitra dan calon mitra percepatan pencegahan stunting. Hal ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan yang mampu memberikan informasi dasar tentang program/kegiatan yang ingin dilakukan. Pelatihan dilaksanakan agar para pemangku kepentingan dapat menjalankan survei secara mandiri setelah mengikuti pelatihan.
“TP2AK sudah menyusun instrumen untuk pelaksanaan baseline survey, yang bisa diaplikasikan di semua daerah. Instrumen ini dapat dijadikan acuan dari para pihak yang ingin berkontribusi dalam upaya percepatan pencegahan stunting,” kata Koko Haryono dari Kedeputian Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Setwapres saat membuka pelatihan.
Pelatihan baseline survey yang diadakan oleh Setwapres dengan dukungan TP2AK, terfokus pada konsep dasar survei, pemahaman terhadap kuesioner survei, dan metodologi, termasuk manajemen tim di lapangan.
“Dari proses pembekalan ini diharapkan agar terjadi sharing ilmu dan pengalaman antar mitra tentang pelaksanaan survei yang mendukung kebutuhan untuk intervensi yang mereka lakukan, baik dalam hal perencanaan, pemantauan, maupun evaluasi,” tambah Koko.
Selain perwakilan dari organisasi swasta, perwakilan dari pemerintah daerah juga ikut dalam pelatihan. Pemda dilibatkan agar lebih memahami koordinasi dan dukungan bagi mitra saat pelaksanaan baseline survey. Selain itu, pemda juga perlu memahami manfaat survei bagi program pemerintah.
Arie Budiwan dari Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Baseline survey dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan intervensi yang berbasis kebutuhan dan evaluasi, baik yang dilakukan bersama mitra, maupun sebagai bagian dari program pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Kesan yang sama disampaikan oleh Oktaviane Wagiu, dari PT. J Resources Bolaang Mongondow. Oktaviane mengucapkan terima kasih karena dilibatkan dalam pelatihan. Dirinya juga berharap para peserta pelatihan dapat berkonsultasi dengan TP2AK tentang survei ini, maupun kegiatan terkait stunting lainnya.
Pelatihan Baseline Survey yang dilakukan secara daring diikuti oleh 35 peserta. Para peserta merupakan perwakilan dari Kab. Kota Waringin Timur, Kab. Kapuas Hulu, Kab Bolaang Mangondow, Tzu Chi Sinar Mas Pusat, Tzu Chi Sinar Mas Kalimantan Tengah, perwakilan CSR PT. J Resources Bolaang Mangondow, perwakilan CSR PT. Mitrabara Adiperkasa, dan perserta dari internal TP2AK.