KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

WHO: ASI Eksklusif Adalah Kunci Penurunan Stunting di Indonesia

2 Agustus 2022 | Berita, Media

JAKARTA-Tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai Pekan Menyusui Dunia atau World Breastfeeding Week. Pada momentum ini, WHO (World Health Organization) mengingatkan bahwa ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif adalah kunci sukses untuk menurunkan stunting di Indonesia, yang menurut SSGI 2021 masih berada di angka prevalensi 24,4 persen.

Demikian disampaikan perwakilan WHO Indonesia, Dr. N. Paranietharan dalam rilisnya, dikutip dari Suara.com, Senin 1 Agustus 2022.

“Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting,” ujar Paranietharan melalui keterangan pers WHO Indonesia, Senin (1/8/2022).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita atau bayi di bawah 5 tahun, akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Paranietharan mengatakan dengan dukungan pemerintah ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Target global WHO untuk Indonesia bisa menurunkan stunting hingga 40 persen pada 2024, dapat segera tercapai.

Dia juga menambahkan, 6 bulan pemberian ASI saja tidak cukup untuk menurunkan stunting, perlu memastikan bayi 6 bulan ke atas mendapatkan nutrisi tambahan dari MP-ASI atau makanan pendamping ASI.

“Meneruskan menyusui setelah enam bulan hingga dua tahun, bersama dengan pemberian MP-ASI adalah cara yang paling memadai dan paling aman untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan memastikan perkembangan kognitif dalam fase kritis kehidupan ini,” jelas Paranietharan.

Sementara itu, Robert Gass, Pelaksana Tugas Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, mengatakan pemberian ASI tidak hanya bisa melindungi anak dari infeksi fatal seperti diare dan pneumonia (infeksi paru), tapi juga untuk ibu menyusui, aktivitas ini juga bisa membuatnya terhindar dari kanker payudara. Pemberian ASI juga bisa menghemat secara ekonomi, sehingga keluarga tidak perlu membeli susu formula yang nutrisinya tidak bisa menandingi ASI.

Menurut Robert, di tengah pandemi global yang sedang melanda saat ini, para pemangku kepentingan harus memberi perlindungan, edukasi, dan dukungan untuk ibu bisa menyusui hingga 6 bulan. Dia menambahkan bahwa ASI telah terbukti sebagai strategi yang mampu menyelamatkan nyawa dan merupakan fondasi bagi masyarakat sehat, cerdas, dan produktif.[sr-mw]

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait