KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Untuk Cegah Stunting, Bupati Mojokerto Turun Langsung Bekali Calon Pengantin

11 Desember 2023 | Berita, Media

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat memberikan materi pada calon pengantin di Mojokerto (11/12/2023). Foto: Pemkab Mojokerto

MOJOKERTO (https://stunting.go.id)- Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan arahan langsung kepada para calon pengantin yang telah menjadwalkan hari pernikahannya. Wejangan bupati ini diberikan dalam acara “Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Gizi dan Kesehatan Catin dan Pasangan Usia Subur” yang digelar di ruang pertemuan New Djimbaran Resto Mojokerto, Senin (11/12/2023).

Sosialisasi ini dihadiri 160 orang pasangan usia subur, para camat, dan pegawai KUA sekabupaten Mojokerto. Pada kesempatan tersebut, Bupati membekali para calon pengantin dan pasangan usia subur tentang pengetahuan gizi, kebutuhan janin, dan masalah stunting. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja putri dalam memasuki dunia pernikahan, mulai dari persiapan nikah, masa kehamilan, dan pasca persalinan seputar pola asuh anak yang benar.

“Hal ini sangat mendasar untuk diketahui pasangan muda, sehingga dapat melakukan pencegahan stunting sejak dini,” katanya. Bupati Ikfina Fahmawati adalah alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang juga peraih gelar Magister Sains Psikologi dari Universitas Surabaya. Ia cukup fasih berbicara tentang kesehatan dan juga hal ihwal stunting.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ikfina banyak membekali para Catin dan pasangan usia subur dalam menyiapkan kehamilan. Pertama, para calon ibu tidak boleh kekurangan gizi yang ditandai dengan lingkar lengan kurang dari 23,5 cm. Sebab ketika calon ibu hamil dengan kondisi kurang gizi, mereka tak akan bisa memberikan gizi optimal kepada janin. “Karena asupan gizi janin berasal dari ibunya. Kalau ibunya kurang gizi, lantas gizi siapa yang diserap oleh janinnya. Sehingga gizinya harus diperbaiki sebelum hamil. Para suami jangan merokok selama program punya anak. Karena rokok menurunkan kualitas sperma,” terangnya.

Balita stunting banyak disebabkan pola asuh yang salah dari orang tuanya. Untuk mencegahnya, orang tua harus mengerti pola asuh yang benar bagi anak balita. Terkait hal ini, Pemkab Mojokerto gencar menjalankan gerakan pola asuh orang tua cegah stunting pada balita (Gelora Cinta). Salah satu aksinya, para ibu wajib memberi ASI eksklusif terhadap bayi usia 0-6 bulan. Setelah ASI eksklusif 6 bulan pertama, bayi dikenalkan makanan dengan cara yang benar.

Kepada para pegawai KUA, Ikfina berpesan agar turut berupaya menekan angka pernikahan anak. Organ-organ reproduksi perempuan akan bekerja dengan baik pada usia 20 tahun, sehingga pernikahan di bawah usia tersebut mengandung risiko tinggi. Perempuan di bawah usia tersebut, baik secara fisik maupun psikologis, masih lemah. Berbagai upaya dilakukan Pemkab Mojokerto untuk menekan prevalensi stunting di daerahnya. Menurut SSGI tahun 2022, kasus balita stunting turun menjadi 11,6 persen, dibanding tahun sebelumnya (2021) di angka 27,4 persen. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait