KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Pola Asuh yang Salah Menjadi Penyebab Stunting di Mamuju Tengah

18 September 2023 | Berita, Media

Sebuah acara pemberian bantuan sosial untuk masyarakat sasaran program penurunan stunting di Mamuju Tengah. (foto: Humas Polri).

MAMUJU TENGAH (stunting.go.id)- Pola asuh yang salah disinyalir menjadi salah satu penyebab stunting di Mamuju. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Mamuju Tengah, Hj. Nahda, di Mamuju (18/9/2023).

Menurutnya, sebagian balita yang menderita stunting berasal dari keluarga yang dikategorikan mampu. “Kalau saya lihat, anak-anak yang stunting rata-rata orang tuanya berpenghasilan menengah ke atas,” kata Nahda.

Asumsi masyarakat pada umumnya, kasus stunting terjadi karena kekurangan gizi akibat ketidakmampuan membeli bahan pangan. Namun, kenyataannya tidak selalu begitu. Banyak balita stunting bukan karena orang tuanya tidak mampu yang menyebabkan kekurangan gizi, namun karena faktor pola asuh yang kurang tepat.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pola asuh yang benar, Pemkab Mamuju menggelar rangkaian mini lokakarya tingkat kecamatan, pengadaan dapur sehat, dan beberapa program lain. “Yang kita harapkan dan semoga masyarakat juga dapat memahami sehingga angka stunting di Mamuju Tengah terus mengalami penurunan,” pungkasnya.

Prevalensi stunting di Kabupaten Mamuju Tengah pada tahun 2022 adalah 28,1%, atau terendah kedua di Sulawesi Barat. Sementara itu, angka prevalensi stunting di Sulbar pada tahun 2022 mencapai 35%, atau naik 1,2% dari tahun sebelumnya. Angka tersebut menempatkan Sulbar pada posisi kedua provinsi dengan stunting tertinggi secara nasional setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sulbar sebetulnya banyak menghasilkan komoditas hasil laut yang bergizi tinggi. Namun, pada saat yang sama banyak tantangan eksternal yang membuat program percepatan penurunan stunting mengalami banyak hambatan, misalnya maraknya perkawinan anak, kurangnya tingkat pendidikan, dan pola asuh yang salah. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait