KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Percepat Turunkan Stunting, Kampus Gencar Turun ke Daerah

20 Oktober 2022 | Berita, Media

PANDEGLANG- Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) diterjunkan ke Kabupaten Pandeglang untuk memberikan penyuluhan stunting dan berbagai hal yang melingkupinya. Sejumlah mahasiswa dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat turun ke Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten (3/10/2022) lalu.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait permasalahan stunting. Kegiatan ini adalah bagian dari implementasi program hibah kepedulian masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan UI. Kegiatan ini berisi pemaparan materi, diskusi, dan pengecekan kesehatan.

Pematerinya adalah kolaborasi mahasiswa dan tokoh kesehatan setempat. Di antara hal-hal urgen yang disampaikan adalah tentang fase-fase kehamilan, pemenuhan gizi janin dan bayi, hak anak atas makanan bergizi, dan mendeteksi gejala dini stunting. Untuk pengecekan kesehatan, yang diberikan adalah pengukuran tensi darah bagi ibu-ibu, pengecekan status sel darah merah, serta penimbangan dan pengukuran bayi.

Di penghujung pelayanan, ibu-ibu mendapatkan paket cinderamata berisi buku resep masakan makanan pendamping ASI praktis dan paket makanan gizi seimbang, yaitu nasi, telur, buah-buahan, susu, dan vitamin.

Keterlibatan elemen masyarakat, termasuk universitas adalah salah satu strategi pemerintah dalam mengejar target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024.

Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin, telah meminta seluruh elemen di Indonesia bersatu padu mencegah dan menangani stunting. Saat ini, Indonesia masih menghadapi persoalan kegagalan tumbuh kembang Balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Wapres juga meminta masyarakat lebih jauh terlibat dalam aksi menurunkan angka stunting. “Target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada 2024 harus kita capai. Saya mengharap semua pihak bersungguh-sungguh menjalankan program yang menjadi tanggung jawab kita semua, dengan mengedepankan terobosan-terobosan yang mengacu pada Rencana Aksi Nasional Penuruan Angka Stunting Indonesia,” katanya.

Saat ini, Setwapres telah meneken nota kesepahaman dengan empat universitas terkemuka di Indonesia sebagai partner dalam program menurunkan prevalensi stunting. Masing-masing adalah Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Jember, dan
Universitas Brawijaya Malang.

Untuk Universitas Indonesia, beberapa program telah diarahkan untuk mendukung penurunan stunting, meski belum secara resmi mengikat kemitraan dengan Setwapres, di mana Wakil Presiden RI duduk sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) tingkat pusat.

Salah satu program unggulan UI adalah Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM). Program ini sudah lama menjadi bagian dari persyaratan akademik di universitas negeri tertua di Indonesia ini.

Tahun ini, DPPM UI mengirim mahasiswanya ke berbagai daerah di Indonesia untuk melakukan penyuluhan dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, lingkungan, energi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Program-program tersebut melibatkan ratusan tim Pengmas yang terdiri dari sivitas akademika, dosen, dan mahasiswa.

Untuk tahun ini aktivitas banyak diarahkan untuk kampanye pencegahan stunting. Oleh karena itu, materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini meliputi gejala yang terjadi sepanjang fase kehamilan, pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting, serta hak anak atas makanan bergizi sebagai bentuk tanggungjawab orang tua.

Aktivitas ini melibatkan warga yang menjadi sasaran intervensi penurunan stunting, yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendesain program Kampus Siaga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Bidang Gizi (AIPGI).

Program tersebut bertujuan menggerakkan perguruan tinggi, sehingga mendorong mahasiswa dalam 8 aktivitas Kampus Merdeka yang dilakukan di luar kampus demi membantu penanganan stunting.

Provinsi Banten menjadi salah satu daerah prioritas dengan jumlah kasus stunting yang sangat banyak. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan pada 2021 menunjukkan angka prevalensi stunting di Banten masih di atas rata-rata nasional, yaitu 24,5 persen. Dari angka tersebut, Kabupaten Pandeglang menyumbang angka terbanyak, yaitu 37,8 persen. (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait