KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Pentingnya Ketahanan Keluarga dalam Upaya Penurunan Stunting di Masa Pandemi

30 Juni 2021 | Berita

Sejak 2018, pemerintah telah melakukan berbagai upaya menurunkan prevalensi stunting. Salah satunya dengan menajamkan berbagai intervensi gizi pada sektor kesehatan yang menyasar pada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan. Pemerintah juga menggiatkan berbagai intervensi yang mendukung peningkatan kualitas gizi dan kesehatan pada anak dan ibu hamil, seperti akses air, sanitasi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akses pangan bergizi, juga perilaku hidup bersih dan sehat.

“Semua intervensi tersebut tidak akan efektif jika keluarga tidak mengambil peran aktif untuk memperhatikan kualitas hidupnya. Keluarga memiliki peran signifikan dalam pencegahan maupun penanggulangan stunting. Karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga” kata Wakil Presiden, K.H. Ma’ruf Amin pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 tahun 2021 dan Launching Vaksinasi bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak Usia 12-18 Tahun, Selasa (29/6).

Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara daring tersebut, Wapres menyampaikan bahwa keluarga merupakan sekolah pertama dalam menyiapkan generasi yang akan datang. Jika keluarga berhasil menyiapkan generasi yang sehat, berpendidikan dan berkarakter baik, maka ada jaminan masa depan bangsa akan lebih baik.

Karena pentingnya peran keluarga dalam upaya penurunan prevalensi stunting yang ditargetkan 14 persen di tahun 2024, Presiden Joko Widodo telah meminta BKKBN untuk terlibat aktif dalam upaya penurunan stunting tersebut.  BKKBN diminta agar dapat berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya.

“Karena percepatan penurunan stunting tidak mungkin dilakukan oleh satu lembaga saja, tetapi memerlukan keterlibatan dari kementerian dan lembaga lain, bahkan dari lembaga non pemerintah, seperti dunia usaha, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat,” tambah Wapres.

Untuk Pemerintah Daerah, Wapres berpesan agar koordinasi antar sektor dikuatkan dan berbagai sumber anggaran dioptimalkan, untuk dapat memastikan layanan yang diperlukan betul-betul tersedia dan diterima oleh keluarga.  Sementara itu, untuk para penyedia layanan di lapangan, diminta dapat memastikan bahwa layanan yang disediakan betul-betul diterima oleh kelompok sasaran dengan kualitas yang baik.

“Jangan sampai intervensi yang dilakukan menjadi salah sasaran, karena jika itu terjadi, berapapun alokasi anggaran yang diberikan, target yang telah ditetapkan tidak akan tercapai,” tambahnya.

 Upaya penurunan stunting saat ini mengalami hambatan yang berat yaitu pandemi Covid-19, bahkan dengan jumlah kasus yang naik begitu tinggi selama bulan Juni 2021. Namun demikian, Wapres ingin memastikan bahwa pelayanan gizi dan kesehatan terutama untuk anak dan ibu hamil tidak terhenti, agar sasaran penurunan prevalensi stunting dapat tercapai.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pengendalian pandemi, salah satunya melalui vaksinasi. BKKBN sebagai lembaga yang sangat dekat dengan pembinaan keluarga, sangatlah tepat untuk menjadi ujung tombak dalam pelaksanan vaksinasi yang menyasar anggota keluarga inti termasuk anak dan ibu yang sedang hamil.

“Dengan memanfaatkan momentum peringatan Hari Keluarga Nasional ke-28 tahun ini, saya menyambut baik dimulainya program vaksinasi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 12-18 tahun, yang dikategorikan sebagai kelompok sasaran yang lebih rentan terhadap pandemi Covid-19,” kata Wapres.

Wapres juga menyampaikan penghargaan kepada Badan POM dengan dukungan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang telah mengeluarkan rekomendasi pemakaian vaksin produksi PT BIO Farma untuk digunakan pada anak usia 12-17 tahun. Keputusan ini sangat tepat mengingat mortalitas penderita Covid-19 usia 10-18 cukup tinggi yaitu 30 persen.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) juga telah memberikan rekomendasi pemberian vaksin kepada ibu hamil beresiko tinggi yaitu usia di atas 35 tahun, memiliki BMI di atas 40, dengan komorbid diabetes dan hipertensi. Namun ini masih menunggu rekomendasi dari Badan POM.

“Untuk ibu hamil dengan resiko rendah, setelah berkonsutasi dengan dokter masing-masing dan bersedia atas pilihannya sendiri, dapat dilakukan vaksinasi Covid-19,” ungkapnya.

Wapres menambahkan dalam menghadapi perubahan akibat pandemi dan pasca-pandemi diperlukan ketahanan keluarga yang mumpuni, yang mampu saling asah, asih, asuh, sesama anggota keluarga.

“Untuk dapat melalui masa sulit ini, hendaknya keluarga Indonesia jangan berputus asa. Kita bisa melewati masa sulit ini dengan menyatukan hati dan bekerja bersama untuk menumbuhkan lagi semangat baru yang dimulai dari keluarga, oleh keluarga, dan untuk keluarga,” pungkas Wapres.

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait