JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof.Dr Muhajir Effendy mengungkapkan alasan mengapa pemerintah bekerja keras untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan generasi Indonesia yang unggul.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Muhajir Effendy dalam Dialog dan Apresiasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Santika Dyandra, Medan Sumatera Utara, belum lama ini.
Muhajir mengatakan, sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo, perjalanan kehidupan masyarakat Indonesia sejak dari dalam kandungan hingga lansia, harus ditangani dengan baik oleh pemerintah. “Mulai dari kehidupan 1000 hari pertama, masa PAUD, sekolah, kuliah, kerja produktif, hingga lansia,” katanya.
Data World Bank menunjukkan bahwa, usia produktif masyarakat Indonesia saat ini 54 persennya adalah mantan stunting. “Itu lah yang menyebabkan SDM kita kurang dapat bersaing dengan SDM dari negara lain, karena banyak mantan stunting. Waktu 1000 hari otaknya tidak tumbuh secara maksimal, maka setelahnya (1000 hari pertama) tidak bisa didandani lagi,” urainya.
Makanya, pemerintah melakukan intervensi agar 1000 hari pertama anak-anak Indonesia, tidak lagi stunting. 1000 hari awal kehidupan anak adalah masa yang paling penting, itu adalah usia 9 bulan dalam kandungan dan dua tahun masa susuan. “Kenapa penting? 1000 hari pertama adalah usia emas. Siapa yang awal kehidupannya baik, kondisinya bagus, peluang menjadi SDM unggul itu sangat dekat,” katanya.
Tapi, kata Muhajir, kalau 1000 hari awal kehidupan tidak terurus, maka peluang jadi SDM unggul semakin kecil. “Golden age ini akan menentukan perjalanan hidup orang Indonesia,” katanya.
Muhajir melanjutkan, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, maka angka stunting tidak boleh lebih dari 5 persen. Makanya, sebenarnya target presiden tahun 2024 sebesar 14 persen itu masih jauh dari kriteria ideal menjadi negara maju. Target yang terdekat adalah target 2022 mengejar penurunan stunting, minimal 3,2 persen. “Kita harus bersama-sama bekerja keras,” kata Muhajir.
