KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Megawati: Stunting Harus Nol

22 Agustus 2023 | Berita, Media, Siaran Pers

Megawati Soekarnoputri pada acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila di Jakarta Senin (21/8/2023). (Foto: Antara)

BANDUNG (stunting.go.id)— Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, menyoroti masalah stunting yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pada saat memberikan pidato di acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila, Megawati meminta ibu-ibu untuk lebih serius dalam memberikan perhatian lebih pada pertumbuhan anak-anaknya. “Saya bilang panjang lebar tentang urusan stunting, malah dipahami seakan-akan saya tidak setuju ibu-ibu ikut pengajian. Bukan itu maksudnya, waktu bagi anak-anak itu harus diperhatikan,” ucap Megawati di Jakarta Selatan, Senin (21/8/2023).

Di samping program-program pemerintah dijalankan, ibu-ibu yang memiliki anak balita diminta membesarkan dan merawat anaknya dengan baik. “Tolong ya ibu-ibu, memelihara anak itu sejak terjadinya janin, ibu-ibu itu harus makan sehat bergizi. Setelah lahir, bagi anak-anaknya paling tidak harus dijaga gizinya sampai umur dua tahun,” katanya.

Megawati Soekarnoputri memiliki perhatian besar pada masalah stunting. Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai tokoh perempuan yang berjasa sebagai inspirator dan penggerak cegah stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada (17/7/2023). Megawati sebagai penerima penghargaan inspirator dan penggerak cegah stunting dinilai telah berhasil menggerakkan para kader perempuan untuk bergotong royong dan bersama-sama mencegah stunting. Ia juga secara kolaboratif pernah membuat resep masakan menu stunting berbahan lokal di seluruh Indonesia.

Putri proklamator kemerdekaan ini meminta stunting harus diturunkan sampai angka nol. Apabila tidak, maka negara akan menanggung beban yang tinggi. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. Terdapat lima provinsi yang persentase stuntingnya tinggi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat (Sulbar), Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Utara (Sultra).

Prevalensi stunting Indonesia ditargetkan turun dari 21,6 persen pada tahun 2022 menjadi 14 persen pada tahun 2024. Hal itu tampaknya akan menemui tantangan tersendiri, mengingat rata-rata penurunan prevalensi stunting per tahun tidak sebesar itu. Namun, sangat dimungkinkan angka prevalensi stunting telah turun pada tahun 2024 di bawah angka yang ditoleransi WHO, yaitu 20 persen. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait