TOMOHON- Pemerintah Kota Tomohon berkomitmen untuk menurunkan angka stunting yang saat ini prevalensi stunting berada pada 18,3 persen. Atas komitmen ini, Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut mengajak seluruh komponen masyarakat bersinergi untuk mencapai target tersebut.
Para pihak, terutama yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Tomohon, diajak untuk terus berkoordinasi dan melakukan aksi nyata agar angka stunting semakin berkurang di Kota Tomohon.
Demikian disampaikan Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut pada hari Senin 11 Juli 2022, sebagaimana dikutip dari sulut.inews.id.
Wakil Walikota yang juga Ketua TPPS Kota Tomohon ini menilai bahwa upaya penurunan angka stunting membutuhkan sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan di Kota Tomohon. Dirinya mengaku optimis jika terjadi sinergitas yang maksimal dari semua pemangku kepentingan, maka program aksi nyata sebagai upaya penurunan angka stunting bisa berjalan secara baik dan terintegrasi.
Wenny menilai, tingginya angka stunting di Kota Tomohon diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, tinggi dan panjang anak berada di bawah standar yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Untuk itu, katanya, pemerintah berkomitmen penuh untuk memaksimalkan upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Tomohon.
Untuk diketahui, Wakil Presiden KH Maruf Amin telah memberikan arahan pada Rakor TPPS di Istana Wakil Presiden pada Mei lalu bahwa prevalensi stunting 2022 harus turun setidaknya 3 persen melalui konvergensi (program) intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi.
Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi angka stunting di Sulawesi Utara berada di angka 21,6 persen, di Kota Tomohon sendiri berada di angka 18,3 persen. Secara nasional, pemerintah menentukan target prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada tahun 2024.