KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Maksimalkan Kolaborasi, Pemkab Tanjabbar Gandeng SKK Migas-PetroChina International Turunkan Stunting

7 Desember 2022 | Berita, Media

Pemkab Tanjabbar berkolaborasi dengan SKK Migas-PetroChina International Jabung Ltd menggelar kegiatan pelatihan dan orientasi kapasitas kader Posyandu untuk pencegahan stunting. Foto: Pemkab Tanjabbar

KUALA TUNGKAL (https://stunting.go.id)– Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi berkolaborasi dengan SKK Migas-PetroChina International Jabung Ltd dalam acara pelatihan dan orientasi kapasitas kader Posyandu untuk pencegahan stunting. Kegiatan yang mengambil waktu tiga hari, sejak 1 Desember 2022 ini, digelar untuk memberikan peningkatan pemahaman dan pengetahuan para kader pencegahan stunting di Kabupaten Tanjabbar. Pada kegiatan itu, seluruh kader Posyandu dari semua Puskesmas di Kabupaten Tanjabbar ikut ambil bagian.

Kolaborasi program adalah model mitigasi stunting yang kini tengah ditempuh oleh pemerintah dalam aksi percepatan penurunan stunting. Dalam hal ini, Pemkab Tanjabbar merangkul swasta, PetroChina International Jabung Ltd, perusahaan Kontraktir Kerja Sama (KKS) yang mengolah sumber migas di Tanjabbar dengan pengawasan SKK Migas.

Community Development Supervisor PetroChina International Jabung Ltd, M Yudha Ramdani, mengatakan pihaknya berupaya berkontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting di wilayah operasi perusahaan. “Kegiatan itu merupakan salah satu aksi dan upaya dari PetroChina International Jabung Ltd dalam membantu pemerintah daerah menurunkan angka stunting,” katanya.

Stunting merupakan salah satu masalah serius di Indonesia. Untuk itu, pemerintah Indonesia dari tingkat pusat maupun daerah terus menggenjot dan berupaya menurunkan angka stunting.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Tanjabbar, Sahala Simatupang, berharap kegiatan orientasi itu benar-benar bisa mendorong peningkatan kemampuan dan pemahaman para kader Posyandu dalam mendeteksi, mendata, dan menangani kasus stunting di wilayah kerja masing-masing.

Pelatihan dan orientasi yang akan berlangsung selama tiga hari itu menurut dia diharapkan para kader dapat aktif menimba ilmu pencegahan stunting. Para kader harus menjadi bagian dari upaya para orang tua untuk mendapatkan yang terbaik bagi anak-anaknya. “Informasi ini harus kita sebarkan ke masyarakat, agar lebih menambah ilmu bagi orang tua baru di mana bayi bisa diberi MPASI setelah 6 bulan,” katanya.

Pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan deteksi dini kasus stunting merupakan hal yang dibutuhkan dalam pencegahan kasus stunting pada anak itu. Pada kader merupakan ujung tombak dalam pencegahan stunting, sehingga peningkatan kapasitas sangat perlu terus ditingkatkan sehingga bisa mendeteksi secara dini potensi kasus itu.

Para peserta yang secara kebetulan semuanya perempuan ini menyambut baik kegiatan orientasi itu. Mereka mengaku senang dan akan memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang penanganan dan pencegahan stunting.

Selama ini mereka menjadi andalan di lapangan yang memberikan informasi kepada keluarga, terutama ibu-ibu terkait dengan stunting atau kekerdilan pada anak. Stunting tak hanya diakibatkan faktor keterbatasan ekonomi keluarga, namun bisa juga akibat ketidakpahaman orang tua dalam menjaga pola makan dan asupan gizi seimbang bagi buah hatinya. (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait