Badan Pusat Statistik telah menghitung Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) di tingkat nasional dan provinsi untuk tahun 2019-2020. IKPS merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui kinerja penanganan stunting di Indonesia untuk setiap dimensi yang digunakannya. Penyusunan IKPS dilakukan untuk mengevaluasi berbagai program penanganan stunting, dan sejauh mana cakupan intervensi penurunan stunting kepada keluarga sasaran.
Terdapat 12 indikator yang digunakan untuk menyusun IKPS yang kemudian dikelompokkan dalam enam dimensi yaitu kesehatan, gizi, pendidikan, pangan, sanitasi dan air minum, serta perlindungan sosial. Perhitungan IKPS ini menggunakan data Susenas.
Nilai IKPS berkisar dari 0 sampai 100, di mana semakin tinggi nilai IKPS menunjukkan semakin baik penanganan stunting di wilayah tersebut. Dari hasil perhitungan IKPS, diketahui terjadi kenaikan sebesar 1,2 poin dari tahun 2019 ke 2020. Jika sebelumnya di tahun 2019 nilai IKPS sebesar 66,08 maka di tahun 2020 angkanya mencapai 67,3. Dimensi gizi merupakan dimensi yang mengalami kenaikan tertinggi, yaitu dari 80,34 pada tahun 2019 menjadi 85,1 pada tahun 2020. Kenaikan juga terjadi pada dimensi kesehatan, dimensi perumahan, dan dimensi pangan. Sementara itu, dimensi pangan dan dimensi perlindungan sosial mengalami penurunan tipis.
Selain melihat capaian indeks pada masing-masing dimensi penyusun IKPS, perlu dilihat juga indeks untuk indikator-indikator penyusun pada masing-masing dimensi. Pada tahun 2020, indikator dengan nilai indeks tertinggi adalah mengalami kerawanan pangan (91,5), diikuti air minum layak (90,2), dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (87,8). Adapun indikator dengan nilai indeks terendah adalah penerima KPS/KKS (24, 3), diikuti pemanfaatan jaminan kesehatan (35,7) dan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (41,7).
Dari penjelasan nilai indeks pada masing-masing dimensi dan indikator penyusun IKPS, diketahui adanya beberapa indikator yang masih harus ditingkatkan lagi untuk meningkatkan capaian IKPS di tahun berikutnya, yang pada akhirnya berpeluang untuk menurunkan prevalensi stunting. Indikator yang masih harus menjadi perhatian adalah indikator-indikator penyusun dimensi pendidikan dan perlindungan sosial yang memiliki nilai indeks paling kecil di antara indikator lainnya.