KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

JAGA SEMANGAT TURUNKAN STUNTING, BAPPEDA JAWA BARAT GELAR ODADING KELILING KABUPATEN/KOTA

26 September 2022 | Berita, Media

BANDUNG- Upaya kreatif dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat dengan menggelar serial webinar stunting, dengan nama Odading, singkatan dari “Obrolan Daring Stunting“.

Pada Jum’at (23/9/2022) lalu, Webinar Odading telah mencapai putaran ke-9 dengan tema “Bedas (Bersama Hadapi Stunting) di Kabupaten Bandung Berperan dalam Mewujudkan Jabar Zero New Stunting 2023″.

Yang tampil sebagai pembicara adalah Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) yang juga Wakil Bupati Kabupaten Bandung Sahrul Gunawan SE, Kepala Bappeda Jabar Sumasna ST. MM, dan Kepala Bappelitbangda Dr. Ir. Erwin Rinaldi, M.Sc.

Webinar ini dijadikan sarana untuk menyebarkan informasi dan memompa spirit semua stakeholder di lingkup Provinsi Jawa Barat. Maka dari itu pembicara dan narasumbernya bergantian dari kabupaten ke kabupaten atau kota lain di Provinsi Jawa Barat.

Audiensnya cukup banyak. Pada event Jum’at lalu, pesertanya mencapai 345 orang. Mereka adalah stakeholder program percepatan penurunan stunting, baik tingkat pusat maupun daerah. Para stakeholder tersebut, selain dapat bertukar pikiran juga berbagi praktik baik dalam kolaborasi skema pentahelix.

Pimpro Odading, Ira Maulani mengungkapkan, acara ini dapat meningkatkan awareness pada para pemangku kepentingan agar tidak lepas dari fokus dan target yang telah ditetapkan secara nasional dan daerah.

Lebih lanjut, eks Kepala Sub Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia 2 Bappeda Jawa Barat itu mengaku, program percepatan penurunan stunting memerlukan komponen yang dapat selalu menghangatkan pesan-pesan penting dari pemerintah pusat.

Maka gelaran Webinar keliling Jawa Barat ini dapat berfungsi ganda, selain sharing informasi dan best practices, juga menjaga spirit para pejabat daerah agar tidak mengendurkan aksi nyata dalam percepatan penurunan stunting, sebagai salah satu program prioritas nasional. “Upaya ini jadi bagian dari kejar target angka stunting untuk Jawa Barat di tahun 2023, yang sudah ditetapkan dalam slogan Jabar Zero New Stunting 2023,” tandasnya kepada https://stunting.go.id.

Cara ini pun terbilang murah. Tidak adanya pertemuan langsung antara pemateri dan audiens dapat menghemat biaya transportasi dan juga lebih efisien waktu. Yang harus meluangkan waktu untuk bergerak ke kabupaten hanyalah beberapa pejabat Pemprov Jabar saja.

Dalam hal ini yang menjadi tuan rumah adalah Pemkab-pemkab secara bergantian. Saat di Depok misalnya, host dan pemateri berada di ruang multimedia yang dikelola Dinas Infokom. Yang hadir sebagai speaker adalah Kepala Bidang PPM Bappeda Jawa Barat Idam Rahmat dan Kepala Bappeda Kota Depok Dadang Wihana.

Dalam kesempatan itu, berbagi praktik baik terkait penanganan stunting didiskusikan. Kota Depok misalnya, membuat program Geber Hebring, singkatan dari Gerakan Bersama Hayuk Berantas Stunting. Ini merupakan payung program, yang di dalamnya ada sejumlah anak program, seperti D’Stunting Menara, Sekolah Ayah Bunda, Sekolah Ayah Bunda Spesial, serta Sekolah Pra Nikah.

Ada pula program yang dilakukan dengan sarana mobil layanan untuk menjangkau masyarakat di pemukiman. Nama programnya Simora atau Sistem Edukasi Mobil Ramah Anak, yang menaungi sebuah acara bernama D’Lasting, atau Disdik Lawan Stunting.

Sampai saat ini stunting masih menjadi masalah di Kabupaten dan Kota Bandung. Kota Bandung, sebagai kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Jawa Barat, angka stunting masih di level kuning. Berdasarkan data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting Kota Bandung mencapai 26,40 persen.

Kabar baiknya, angkanya selalu mengalami penurunan. Pada tahun 2021 turun 1,34 persen dibanding tahun sebelumnya, atau berkurang dari 9.567 menjadi 7.568 Balita. Artinya, secara matematis terdapat hampir 2.000 Balita dapat diselamatkan dari stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting rata-rata Provinsi Jabar adalah 24,5 persen. Sebelumnya, data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukkan angka prevalensi stunting Jabar adalah 26,2 persen. Artinya dalam waktu 2 tahun Jabar berhasil menurunkan turun 1,7 persen poin.

Pemerintah pusat meminta Jawa Barat menekan angka stunting hingga 19,2 persen pada tahun 2023 dan tersisa 14 persen pada tahun 2024, sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat.

Sebagai upaya untuk mencapai target tersebut diperlukan upaya yang maksimal dengan berbagai inovasi untuk mempercepat prosesnya. Jawa Barat sendiri menargetkan penurunan 3,5 persen per tahun hingga angka dapat mencapai nol (zero stunting). (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait