KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Cegah Stunting, Gerakkan Aksi Satu keluarga Satu Kelor

20 Oktober 2023 | Berita, Media

dr Theresia Monica Rahardjo meluncurkan buku “Daun Kelor, Stunting, dan Ketahanan Nasional” di Bandung (19/10/2023). (Foto: Dok Mo)

BANDUNG (stunting.go.id)- Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung dr. Theresia Monica Rahardjo meluncurkan buku yang membeberkan manfaat daun kelor untuk pencegahan stunting. Buku berjudul “Daun Kelor, Stunting, dan Ketahanan Nasional” ini mengupas tuntas manfaat daun kelor dan cara mengolahnya. “Melalui buku yang saya tulis ini, saya menuangkan semua hal tentang daun kelor, terutama kandungan dan khasiatnya,” katanya di Bandung (19/10/2023).

Menurut perempuan yang akrab disapa Dok Mo ini, tumbuhan dengan nama ilmiah Moringa Oleifera ini mengandung gizi melimpah ruah dan memiliki zat-zat ajaib yang mendorong tumbuh kembang bayi secara spektakuler. Kelor yang dimasak dengan benar secara efektif dapat mencegah gagal tumbuh pada anak.

Balita yang menderita stunting dapat diberi olahan daun kelor secara rutin. Maka, balita tersebut akan secara gradual mengalami perbaikan kondisi, dari kondisi stunted berat ke sedang, sedang ke ringan, dan ringan ke normal.

Daun kelor mengandung banyak gizi dan sumber vitamin hingga mineral untuk tubuh. Kelor adalah sayuran yang cukup populer di Indonesia dengan bentuk daun hijau bundar lonjong. Sayuran ini kaya akan asam amino, antioksidan, dan senyawa anti inflamasi. Selain itu, tanaman ini juga mengandung vitamin dan mineral tingkat tinggi seperti zat besi, kalsium, vitamin A, B, C dan E. Zat-zat tersebut diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan otot, serta meningkatkan perkembangan otak pada bayi.

Kelor bisa digunakan untuk membuat sup. Bisa dimasak dengan daging cincang, kaldu tulang atau dimasak dengan sayuran lainnya. Daun kelor juga bisa diolah menjadi beragam asupan seperti teh hingga kopi.

Dok Mo juga mengatakan, daun kelor dapat dijadikan komoditas ekonomi dan untuk itu distribusinya menjadi menyebar ke mana-mana. “Kalau masif, maka dapat membantu perekonomian masyarakat luas. Tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, memelihara kesehatan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan,” ucap Dok Mo.

Buku yang ditulis oleh dr. Theresia Monica Rahardjo ini bukanlah yang pertama membahas manfaat daun kelor. Tetapi buku ini memandang kelor dalam segi medik yang cukup mendalam, karena ditulis oleh seorang dokter spesialis dan konsultan anestesiologi. Saking pentingnya daun kelor, Dok Mo mengimbau setiap keluarga menanam pohon kelor. “Saya mengimbau dan menganjurkan kepada pemerintah dan masyarakat, untuk menciptakan gerakan satu keluarga satu pohon kelor. Sebagai langkah bersama menuju Indonesia Emas 2045, agar keuntungan demografi dapat kita maksimalkan,” pungkasnya. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait