KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

BRIN Tawarkan Formulasi Bubur Berbasis Beras dan Biskuit Bergizi

26 Oktober 2023 | Berita, Media

Wakil Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah, Dra. Chairunnisa M. Kes pada kegiatan pelatihan kader di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Sabtu (7/10/2023). (Foto: Aisyiyah)

SAMARINDA (stunting.go.id)– Sayap organisasi Muhammadiyah, Aisyiyah, memperingatkan bahaya pemberian makanan produk pabrik terhadap pertumbuhan anak balita. Bahan makanan yang selama ini diiklankan sebagai bahan makanan bermutu justru bisa sebaliknya.

Hal ini terungkap pada kegiatan pelatihan kader di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Sabtu (7/10/2023). Acara ini digelar oleh Aisyiyah bekerja sama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

Wakil Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah, Dra. Chairunnisa M.Kes, mengatakan penyebab stunting sangat beragam, di antaranya kesalahan pemilihan asupan. “Pemberian susu kental manis pada balita, bubur nasi dengan pisang, dan hingga lingkungan tak sehat menjadi faktor penyebab stunting,” katanya.

Susu kental manis ternyata bukan produk susu, melainkan hanya minuman yang mengimitasi rasa susu. Kesalahan fatal memahami susu kental manis sebagai susu, karena pembiaran iklan SKM yang memanipulasi produknya seolah-olah susu.

Pelatihan kader Aisyiyah ini menekankan pentingnya penanganan stunting, karena hal ini menjadi salah satu prioritas perhatian Aisyiyah yang telah ditetapkan dalam muktamar di Surakarta tahun lalu. Kegiatan ini tepat dilakukan di Kalimantan Timur mengingat prevalensi stunting di daerah ini pada tahun 2022 masih di atas rata-rata nasional, yakni 23,9 persen (SSGI 2022).

Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah daerah harus memberikan intervensi selama periode emas balita. Pada saat bayi berusia nol sampai enam bulan harus diberikan asupan ASI eksklusif untuk menghindari stunting. “Jangan diberikan makanan yang namanya ultra process, seperti biskuit dan bubur instan. Hati-hati, ini banyak dilakukan ibu, ini keliru,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia 2023, Selasa (17/1/2023).

Untuk memecahkan masalah ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuat formulasi bubur berbasis beras (rice flake) dan biskuit bergizi yang sudah difortifikasi dengan premiks vitamin dan mineral sesuai dengan pemberian makanan tambahan (PMT) anak balita.

Jika hanya bubur saja sebetulnya tidak mengandung unsur yang komplit untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bayi. Maka untuk meningkatkan kandungan gizi dan protein pada bubur beras tersebut, periset BRIN menambahkan ekstrak daging, ikan, ayam, sapi, dan sayuran. Rice flake juga difortifikasi dengan produk pangan berbasis hidrolisat kedelai sehingga dapat meningkatkan penyerapan gizi.

Perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Noer Laily mengatakan, bubur ala BRIN ini cocok untuk bayi di bawah lima tahun (balita). “Karena digunakan untuk balita, maka formulanya menggunakan bahan-bahan yang memang ketika nanti menjadi biskuit dan dikonsumsi oleh anak balita bisa mencair di mulut, karena gigi anak balita biasanya belum sempurna,” ujarnya.

Untuk meningkatkan manfaatnya, biskuit tersebut juga dibuat dengan menggunakan tepung kelor yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan gizi menggantikan penggunaan premiks vitamin dan mineral.

Saat ini skala produksinya sudah mencapai 50-300 kilogram. Untuk sementara ini, produk ini sedang dilakukan pengujian efikasi untuk meningkatkan status gizi anak baduta atau anak usia di bawah dua tahun yang terindikasi stunting. Diharapkan, pengembangan produk tersebut dapat membantu upaya pemerintah dalam mencegah stunting dan meningkatkan asupan gizi pada anak balita. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait