KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Bapak Asuh Anak Stunting Percepat Penurunan Angka Stunting

1 Juli 2022 | Berita, Media

JAKARTA- Upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia terus digalakkan pemerintah. Wakil Presiden sebagai ketua pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting selalu mengingatkan target pravelensi stunting 14 persen di tahun 2024 harus terwujud. Keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan.

Kali ini, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dikukuhkan menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting. Jenderal Dudung dikukuhkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang dilaksanakan di Sleman, Yogyakarta.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Harganas ini mengedepankan gotong royong pentahelix, yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media, melalui apel siaga program Bapak Asuh Anak Stunting.

Hasto menjelaskan nanti akan ada 34 kantor Perwakilan BKKBN Provinsi hadir ke rumah-rumah keluarga berisiko stunting. Ia akan memantau langsung setiap kantor perwakilan secara daring sekaligus memberikan arahan kepada keluarga yang dikunjungi.

“Kita datang sambil berikan bantuan ke keluarga. Itulah hari keluarga yang betul-betul kita ejawantahkan, kita wujudkan. Pemerintah hadir di tengah rakyat dalam arti di tengah-tengah keluarga yang membutuhkan uluran,” kata Hasto dalam keterangan tertulis.

“Maka di Harganas tahun ini di samping kita ingin menunjukkan fokus perhatian pada stunting, juga ingin menunjukkan bahwa ada unsur gotong royong. Gotong royongnya ini lewat Bapak Asuh Anak Stunting,” sambungnya.

Hasto melanjutkan, KASAD Dudung Abdurachman disebut menjadi tokoh publik yang memiliki antusias tinggi terhadap program Bapak Asuh Anak Stunting yang digagas BKKBN. Dudung akan menjadi donatur untuk ratusan anak berisiko stunting.

Atas perannya tersebut, BKKBN mengukuhkan KASAD Dudung Abdurachman menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting karena kepeduliannya terhadap masalah stunting. Hasto berharap hal tersebut dapat diikuti oleh tokoh publik hingga masyarakat lainnya.

“Nah BKKBN sendiri juga tidak ketinggalan. Tentu para ASN jajaran di birokrat ini juga saling gotong royong semampunya, seikhlasnya untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting,” tuturnya.
Selain gotong royong pentahelix, BKKBN juga akan menggerakkan produk lokal sebagai solusi makanan bergizi seimbang yang bisa diolah melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap desa.

“Sehingga nanti kalau ada dermawan bapak asuh ini mau membantu makanan kalau perlu dimasak di desa itu sudah ada dapurnya, ada timnya Dashat. Dashat ini dibangun untuk mengaktualisasikan produk lokal tadi,” ujarnya.

Gerakkan TNI untuk Penurunan Stunting
Menanggapi pengukuhannya sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, Jenderal Dudung langsung memerintahkan jajarannya di TNI AD untuk mendukung secara penuh program percepatan penurunan stunting. Bahkan, dia pun akan meminta laporan secara signifikan dari tiap Koramil, Kodim, dan Kodam, terkait upaya tersebut.

“Upaya eksternal membantu pemerintah yaitu BKKBN menyelesaikan program-program pemerintah, sehingga diharapkan tidak ada lagi anak-anak stunting,” kata Jenderal Dudung.
Mantan Pangkostrad ini mengaku gelar yang diterimanya sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting Indonesia memiliki tantangan yang berat. Oleh karena itu, dia berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai pencegahan stunting dalam setiap kegiatan yang dijalaninya.

Sebab, pencegahan stunting bisa dimulai sedini mungkin atau sebelum melakukan pernikahan.
“Saya biasanya melakukan kunjungan ke perguruan tinggi untuk menyampaikan wawasan kecintaan Tanah Air dan bela negara, nanti akan saya sampaikan bahayanya perkawinan usia anak. Jangan sampai tanpa pengetahuan, perkawinan mengakibatkan keturunan yang kurang baik,” ujarnya.

Jenderal Dudung menjelaskan, TNI AD sebelumnya juga sudah secara masif melakukan kegiatan bersama masyarakat, baik di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota hingga kecamatan dan desa-desa untuk bersama-sama menanam pohon kelor yang memiliki protein tinggi serta memberikan bantuan makanan kepada keluarga berisiko stunting. (dikutip dari berbagai sumber).

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait