LOMBOK (stunting.go.id)- Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengatasi 86 ribu bayi stunted di seluruh wilayah Lotim. Saat ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim telah melakukan pembicaraan dengan TNI untuk mengatasi persoalan masif ini.
Kepala DP3AKB Lotim, Ahmat, menegaskan keterlibatan TNI dinilai penting untuk membantu menggerakkan masyarakat, karena TNI memiliki personil hingga tingkat desa, yaitu Bintara Pembina Desa (Babinsa). ”Masalah ini harus dikerjakan bersama seperti zaman Covid-19 dulu, agar cepat selesai,” kata Ahmat.
Saat Pandemi Covid-19, kata Ahmat, semua instansi pemerintah di Lotim, termasuk TNI-Polri terlibat aktif. Langkah serupa juga akan dilakukan bersama masyarakat.
DP3AKB telah menjalin komitmen dengan jajaran TNI AD dan berharap langkah ini dapat berbuah positif. Bentuk kerja samanya, selain bantuan mobilisasi personil juga mobilisasi fasilitas kesehatan. Diharapkan fasilitas kesehatan yang telah disiapkan TNI AD bisa melayani dan mengedukasi masyarakat. Selain pemberian gizi tambahan, masyarakat juga akan diberikan pengetahuan tentang pemberian gizi dan hal-hal dasar untuk mencegah stunting.
Pada saat ini, di Kabupaten Lombok Timur terdapat lebih dari 20 ribu anak balita berisiko stunting. Mereka tersebar di semua desa dan kelurahan di Lotim. Untuk itu keberadaan Babinsa di masing-masing desa bisa lebih aktif membantu melakukan monitoring dan melakukan pendampingan untuk percepatan penurunan stunting.
Menurut data SSGI tahun 2022, prevalensi stunting di Lotim masih berada pada angka 35,6 persen, jauh di atas rerata nasional 21,6 persen. Namun, berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (ePPGBM) pada tahun 2018 hingga 2022, kasus stunting di daerah itu mengalami penurunan, dari 26,45% (2018) menjadi 16,9% (2022). Menurut data ePPGBM, terdapat 20.890 balita berstatus stunted. Semuanya sudah didata 100% secara rapi by name by address, sehingga intervensinya dapat tepat sasaran.
Stunting di Kabupaten Lombok Timur tidak lagi menjadi yang tertinggi di NTB, namun berada di urutan delapan dari 10 kabupaten/kota. Ini dicapai setelah Pemkab Lotim menggencarkan Gotong Royong Bakti Stunting untuk menurunkan angka stunting mulai dari level desa. (mjr.mw)