KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

20 Kabupaten Belum Optimal Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Kawal Langsung

6 November 2023 | Berita, Media

Sebuah acara penurunan stunting di Ruang Anthurium Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis (19/10/2023). (Foto: Diskominfo Jateng)

SEMARANG (stunting.go.id)- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan intervensi kepada 20 daerah yang dinilai belum optimal menurunkan angka prevalensi stunting. Penjabat (Pj.) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, mengungkapkan di Jawa Tengah terdapat kabupaten/kota yang prevalensi stuntingnya masih tinggi dari tahun ke tahun. Kepada daerah-daerah tersebut, Pemprov Jawa Tengah akan membantu mengoptimalkan intervensi penanganan stunting dengan cara membuat program yang diinisiasi oleh Pemprov secara mandiri atau join program. “Saya perhatikan betul, perlu intervensi kepada bupati/wali kota untuk bersama-sama lebih memaksimalkan kinerja,” katanya di Semarang, Senin (6/11/2023).

Nana Sudjana mengatakan, upaya penurunan stunting memang harus dikerjakan secara bersama-sama antar elemen dan antar level pemerintahan. Maka sinergitas berbagai stakeholder akan sangat membantu mempercepat penurunan angka stunting.

Salah satu kunci keberhasilan penurunan stunting adalah keaktifan Tim Penggerak PKK yang mendampingi langsung sasaran program stunting di lapangan. Hal ini mungkin akan memerlukan upaya ekstra agar Tim Penggerak PKK dapat bekerja maksimal sampai ke tingkat Dasa Wisma. Mereka diperlukan untuk mengedukasi remaja dan orang tua dalam mencegah perkawinan anak dan hal-hal lain terkait stunting.

Sebagai langkah awal, Pemprov Jateng akan menerjunkan tim kepada 20 kabupaten/kota yang penurunan angka stuntingnya masih belum signifikan. Tim ini akan melakukan penjajakan dan menggali informasi lebih dalam kepada daerah-daerah bersangkutan untuk kemudian merancang sebuah aksi yang menunjang program percepatan penurunan stunting.

Pemprov Jateng akan mengerahkan sumber daya secara konvergen. Selain dari organisasi perangkat daerah, pihak lain juga akan dilibatkan. Dukungan TNI/Polri juga disinergikan dalam mengoptimalkan intervensi tersebut agar ke-20 daerah yang capaiannya belum signifikan tersebut bisa mengikuti kabupaten/kota di Jateng lainnya.

Daerah-daerah yang dimaksud tersebut mencetak angka prevalensi stunting bervariasi, ada yang naik turun, ada yang konsisten turun, tetapi tidak signifikan, dan ada yang statis. Menurut SSGI tahun 2022, lima daerah di Jawa Tengah dengan prevalensi stunting tertinggi adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Blora.

Di sisi lain di Jawa Tengah terdapat 15 kabupaten/kota yang sudah berhasil menurunkan stunting secara signifikan. Kota Semarang, misalnya, mampu menurunkan angka stunting hingga pada angka 10 persen. Demikian halnya Kabupaten Demak, yang pada periode 2021-2022 mampu menurunkan angka stunting hingga pada angka 9 persen. “Contoh ini menjadi fakta kalau kita mau serius pasti bisa, sebab sudah ada contoh daerah yang bisa menurunkan stunting dengan drastis,” tegasnya.

Secara umum, prevalensi stunting di Jateng pada tahun 2022 berada di angka 20,8 persen. Pada 2023 ini diperkirakan angka prevalensi stunting ini akan menurun lagi, sebab dalam satu tahun terakhir Pemprov Jateng semakin serius dalam melaksanakan berbagai program untuk mengintervensi angka stunting sampai di lingkungan terkecil masyarakat. “Target kami pada 2024 sebagaimana target dari pemerintah pusat, prevalensi stunting di Provinsi Jateng insya Allah mampu turun hingga angka 14 persen,” ujarnya. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait