KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Stunting, ASI, dan Wanita Karier

21 Agustus 2023 | Berita, Media

Ilustrasi ibu menyusui bayi. (Foto: pixabay)

JAKARTA (stunting.go.id)- Bulan Agustus adalah hari menyusui sedunia. Momen bulan ini banyak digunakan untuk menekankan kembali pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan untuk mendukung tumbuh kembangnya secara maksimal. Selain untuk penuhi nutrisi harian bayi, air susu ibu (ASI) sangat baik untuk perkembangan otak dan untuk sistem pencernaannya. Menyusui juga membawa banyak sekali manfaat untuk sang ibu, seperti membantu perdarahan pasca salin cepat berhenti dan membantu rahim cepat kembali ke ukuran semula.

Tidak dapat dimungkiri, ASI untuk sang buah hati sangat penting. Salah satu cara untuk mencegah stunting menurut rekomendasi WHO dan UNICEF adalah pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. ASI eksklusif artinya bayi tidak mendapat asupan lain selain ASI. ASI mengandung gizi lengkap yang mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil dan sensitif. Itulah ASI saja sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi di bawah usia enam bulan.

Masih menurut WHO, risiko stunting ini dapat meningkat jika bayi menerima makanan selain ASI, atau melepas ASI eksklusif terlalu dini. Saat bayi mulai dikenalkan dengan makanan sebelum usia enam bulan akan membuat bayi lebih tertarik dengan makanan tersebut dibandingkan ASI. Akibatnya, bayi kehilangan nutrisi penting yang terdapat pada ASI, sehingga pertumbuhannya jadi terhambat.

Untuk itu, pemberian ASI eksklusif hingga usia bayi enam bulan menjadi pencegah stunting yang efektif. Namun, bagaimana kalau ibu terikat pekerjaan atau jam kantor yang tak dapat ditinggalkan? Berikut ini cara efektif dapat membantu ibu-ibu karier untuk tetap dapat mencurahkan ASI eksklusif kepada bayinya.

Yang pertama, sebelum berangkat kerja, susui bayi hingga ia merasa kenyang, begitu pun saat pulang kerja. Menyusui langsung dapat menjaga hormon-hormon menyusui sehingga produksi ASI tetap lancar.

Air susu ibu dapat disimpan di botol yang didinginkan di dalam kulkas. Jika pemerahannya steril dan tempat penyimpanannya juga bersih, maka ASI aman disimpan selama beberapa hari. Menurut penelitian, ASI perah tahan hingga 24 jam saat disimpan dalam boks pendingin. Apabila ditambahkan kantung es (ice pack) dengan suhu mencapai 4°C ASI perah bisa tahan sampai 5 hari. Apabila penyimpanannya lebih baik lagi, misalnya di freezer dengan suhu 18°C di bawah titik beku 0°C (-18°C) bisa tahan hingga 6 bulan.

Kedua, atur rencana menyusui apabila bayi dititipkan di daycare. Bagi ibu-ibu karier yang menitipkan bayinya di tempat penitipan bayi, pemberian ASI dapat dilakukan dengan cara datang menyusui di sela-sela waktu bekerja. Ini yang paling direkomendasikan. Yang kedua adalah memberikan ASI yang disimpan dalam botol kepada suster untuk diberikan kepada bayi apabila saatnya bayi menyusu.

Mengondisikan kantor juga penting. Atasan perlu mengetahui bahwa mungkin nanti ada waktu-waktu tertentu ibu menghilang dari ruangan untuk memerah atau memompa ASI. Pada saat ini, sudah banyak kantor yang menyediakan ruang khusus untuk menyusui atau memerah air susu. Atur waktu setiap dua atau tiga jam sekali untuk memompa ASI secara rutin di tempat kerja, baik dengan tangan ataupun menggunakan alat pompa ASI yang nyaman. Hal ini dilakukan agar produksi ASI tetap lancar dan tidak menimbulkan rasa nyeri di payudara akibat tidak cepat mengeluarkan ASI. (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait