KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Sejauh Apa Komitmen Pemerintah Daerah dalam Mengatasi Stunting?

9 Mei 2020 | Berita

Rapat Koordinasi Teknis

Angka prevalensi stunting sudah mengalami penurunan di beberapa daerah, namun masih ada yang memiliki prevalensi tinggi, seperti Nusa Tenggara Timur (51,7%). Diperlukan kerja sama untuk menurukan angka stunting. Problem stunting tidak dapat ditangani oleh sendiri-sendiri. Harus ada komitmen dari pimpinan tertinggi, mulai dari presiden dan wapres yang memimpin langsung penanganan stunting dan gubernur serta bupati/walikota harus memimpin di tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai desa.

Saat ini dinilai program stunting cukup banyak dalam segi jumlah dan dana, namun kurang terintegrasi atau konvergen. “Jangan sampai di sebuah desa ada obat cacing namun desa tersebut tidak punya sanitasi, artinya kurang konvergen”. “Kita punya dana, sekitar Rp40-60 trilyun, SDM juga ada. Kenapa sama dg negara-negara Afrika? Berarti ada yg kurang” Kata Bapak Bambang Widianto, Deputi Pembangunan Manusia dan Pemerataan/Sekretaris Eksekutif, Sekretariat Wakil Presiden.

Bapak Bambang Widianto mengingatkan kembali bila di akhir acara para peserta mahir memetakan kegiatan, misalkan pemetaan dari Dana Desa. Sebagai contoh, pemetaan 5 desa di Buleleng yang telah dilakukan. Di akhir pelatihan, peserta diharapkan bisa menyusun seperti buku Pemetaan 5 Desa di Buleleng. Jika untuk tahun depan peserta dapat memetakan kegiatan-kegiatan tersebut, maka stunting bisa turun dengan cepat. Perlu digarisbawahi bila pemetaan dilakukan untuk memastikan ketersediaan program, kegiatan dan anggaran serta cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Kegiatan pemetaan ini menjadi bagian dari aksi 1 analisis situasi yang merupakan salah satu dari 8 aksi konvergensi.

Rapat Koordinasi Teknis

Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Bapak Agus Suprapto, Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Komenko PMK) setelah lebih dulu diawali laporan ketua panitia acara yang disampaikan Bapak Abdul Mui (Asisten Deputi Perlindungan Sosial dan Penanggulangan, Setwapres RI). Acara malam pembukaan dihadiri oleh kurang lebih 500 peserta.

Secara keseluruhan, acara terbagi atas 7 sesi. Sesi ke 1 sampai ke 3 (Hari ke-2) disajikan dalam bentuk talk show di hari pertama. Tema yang disampaikan adalah memastikan konvergensi dalam upaya pencegahan stunting, mendorong konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, serta praktik baik mendorong konvergensi di provinisi dan kabupaten. Sementara Sesi ke 4 menyajikan pengantar analisa pemetaan. Para Narasumber berasal dari Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT).

Acara hari ke 2, diakhiri dengan 4 kelas paralel (sesi 5) yang menyajikan praktik baik seperti Kampanye Perubahan Perilaku (Kemenkes, Kominfo dan GAIN Internasional), intervensi sensitif PAUD (Plan International, Kemendikbud dan Bank Dunia), Kemitraan pemerintah dan swasta (Danone, Bappeda Kapuas Hulu, Bappeda Pandeglang), Pembangunan Satu Data (Bappeda Banyuwangi, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Kementeria Kesehatan).

Pada hari ke 3 dilaksanakan sesi ke 6 – 8 yang terdiri dari sesi simulasi analisis situasi, pemetaan dan perencanaan program terkait pencegahan stunting hingga tingkat desa. Pelatihan ini berlangsung dari pukul 08.30 sampai 17.30. Di saat yang bersamaan, diselenggarakan kelas provinsi yang membahas pendalaman peran provinsi mendukung pelaksanaan aksi konvergensi kabupaten/kota dalam perecepatan pencegahan stunting. Kelas provinsi difasilitasi oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Kesehatan.

Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS) “Mendorong Konvergensi Program Percepatan Pencegahan Stunting”, ditutup dengan penandatanganan komitmen perecepatan pencegahan stunting dilakukan oleh para bupati/walikota. Penandatangan komitmen juga merupakan bukti keseriusan pemerintah kabupaten untuk menurunkan angka prevelensi stunting di wilayah masing-masing. Perjalanan masih panjang dan peniu tantangan, namun masalah stunting harus segera dituntaskan. Seperti pantun yang disampaikan Bapak Agus Suprapto pada saat peresemian Rakornis, “Memandang bulan dipinggir kali, udang ikan menari-nari, akan datang program konvergensi, stunting hilang demi harga diri”.

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait