KEDIRI (https://stunting.go.id)- Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kampanye pencegahan stunting dengan cara menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.
Kali ini, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UM turun ke Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Di Kediri, mahasiswa UM menggelar berbagai kegiatan, seperti Dapur Sehat, pemberian makanan tambahan, dan edukasi publik. Namun yang paling menjadi perhatian adalah sosialisasi tentang seluk beluk stunting.
Salah satu mahasiswa, Nadila Ayu, menjelaskan bahwa masalah stunting dapat disebabkan oleh multifaktor. Namun, ketidaktahuan masyarakat adalah masalah besar yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Memberi pengertian kepada masyarakat itu lebih penting daripada hanya memberi makanan tambahan, sedangkan mereka belum mengerti stunting dan tidak tahu cara mencegahnya.
Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri memiliki angka stunting 12% atau relatif rendah, namun masih memerlukan edukasi agar tidak naik ke level yang lebih tinggi. Melalui kegiatan MBKM Peduli Stunting Universitas Negeri Malang ini, mahasiswa memberikan edukasi khususnya kepada para calon ibu dan ibu yang memiliki anak balita di daerah sasaran.
Pemberian edukasi ini dikemas dengan publikasi media promosi kesehatan di tempat yang sering dijangkau oleh para calon ibu dan ibu yang memiliki anak balita. Media tersebut telah disebar ke pondok bersalin desa (Polindes) Wonorejo dan tujuh Posyandu yang aktif pelaksanaannya setiap bulan di Desa Wonorejo.
Program ini memberikan edukasi terkait stunting melalui media X-banner dan poster. Media tersebut menerangkan gambaran umum tentang stunting (pengertian, penyebab, bahaya), cara mencegah stunting pada anak, dan pesan persuasif lainnya.
Pemberian edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu serta memberikan kesadaran bahwa pencegahan stunting penting untuk dilakukan dan tidak dihiraukan begitu saja. Selain itu, diharapkan melalui pemberian edukasi ini, persepsi negatif para ibu tentang Posyandu dapat berubah, sehingga para ibu menyadari Posyandu sangat besar manfaatnya untuk tumbuh kembang anak dan deteksi dini kejadian stunting.
Program lainnya adalah Gerakan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) sebagai kegiatan pelatihan untuk membuat makanan bagi ibu hamil dan anak balita dengan menggunakan bahan makanan lokal. Kegiatan itu mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. “Dalam hal ini masyarakat diberi sosialisasi terkait tata cara pengolahan makanan yang berasal dari bahan pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa dan bergizi baik,” kata Nadila dalam keterangan tertulis.
Kegiatan ini disinergikan dengan agenda kegiatan Puskesmas Puncu, Kediri. Harapannya, kegiatan Dashat ini mampu mengubah pola perilaku masyarakat dalam menyiapkan gizi seimbang yang dimulai dari lingkup keluarga. Mahasiswa mengajarkan membuat menu rolade ayam sayur, karena menu ini menggunakan bahan makanan yang mudah didapatkan, mempunyai kandungan gizi yang baik, serta teknik pengolahannya dengan metode dikukus tanpa menggunakan minyak.
“Pada kesempatan itu juga kami membagikan bentuk olahan rolade ayam sayur yang telah jadi kepada seluruh ibu hamil dan anak balita yang hadir dalam kegiatan Dashat tersebut. Harapannya, mereka dapat tertarik dan menirukan resep rolade ayam sayur sebagai makanan yang sehat untuk keluarga, terutama untuk ibu hamil dan anak balita,” lanjutnya. (mjr.mw)