MOJOKERTO—Cara Pemerintah Daerah untuk terus menurunkan angka stunting dilakukan secara kreatif dan inovatif. Kali ini, Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan minum Tablet Tambah Darah (TTD), pemeriksaan dan edukasi gizi seimbang untuk seluruh siswi SMAN 1 Sooko pada Jumat 9 September 2022, yang dikemas dalam agenda Jumat CERIA (Cantik, Enerjik, Rajin, Inovatif, dan Aktif). Kegiatan ini adalah salah satu bentuk upaya preventif Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam menanggulangi stunting di daerahnya untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dan didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr. Ulum Rokhmat dan Forkopimca Kecamatan Sooko diawali dengan senam bersama dengan seluruh siswi SMAN 1 Sooko, Mojokerto.
Bupati Ikfina dalam sambutan dan arahannya menjelaskan bahwa saat ini salah satu permasalahan utama bangsa Indonesia bidang Kesehatan adalah stunting. Ia juga mengatakan, gagal tumbuh perkembangan pada Balita ini, salah satunya disebabkan oleh anemia atau kurangnya darah pada ibu yang sedang hamil.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres Dr. Ir. Suprayoga Hadi, M.S.P. pada acara Sosialisasi Pedoman Manajemen dan Panduan Supervisi Pelayanan Gizi Spesifik di Puskesmas dalam Percepatan Penurunan Stunting (30/08/22), bahwa remaja putri yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) masih rendah, yakni 21,7% dari target 58%. Begitu juga Ibu hamil yang mengonsumsi TTD baru 37,7% dari target 80%.
Lebih lanjut, Bupati Ikfina juga menjelaskan kekurangan darah tidak hanya terjadi pada saat ibu sedang hamil saja, anemia juga bisa terjadi pada perempuan yang masih dalam usia remaja. ’’Jadi, kita harus bersama-sama berupaya bagaimana semua yang ada di sini –di sekolah SMAN 1 Sooko– tidak ada kekurangan darah,’’ jelasnya.
Bupati Ikfina juga mengatakan, menstruasi menjadi salah satu penyebab perempuan bisa kekurangan darah. Untuk itu, pihaknya mengimbau seluruh siswi SMAN 1 Sooko agar mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Karena zat besi menjadi pendukung utama dalam memproduksi sel darah merah pada tubuh.
Faktanya, sepertiga sampai dua pertiga remaja putri di Indonesia mengalami kekurangan darah. Ikfina mengatakan, ini sangat berbahaya karena dalam waktu dekat kalau remaja putri kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan kekurangan darah, akan tetapi juga bisa menyebabkan otak tidak bisa berpikir dengan cepat dan tidak bisa berkonsentrasi. ’’Karena kita tidak bisa menghentikan menstruasi setiap bulan, maka kita harus makan makanan yang mengandung zat besi,’’ ucapnya.
Menurut pemahamannya, terdapat dua faktor yang dapat menghambat dan mempercepat penyerapan zat besi pada tubuh. Ikfina juga mencontohkan, meminum kopi atau teh sebelum satu jam setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Akan tetapi, meminum jus jeruk atau semacamnya bisa mempercepat penyerapan zat besi di dalam usus.
Kegiatan Jumat CERIA diakhiri dengan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara bersama-sama oleh seluruh siswi SMAN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Diketahui, Kabupaten Mojokerto adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki prevalensi stunting 27,4 persen, di atas 3,1 persen poin dari prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur yang berada pada angka 23,5 persen (SSGI, 2021). (nb/mw)