KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

MENAG: PROGRAM PENURUNAN STUNTING PENTING UNTUK BANGUN MASA DEPAN BANGSA

6 Oktober 2022 | Berita, Lainnya, Media

JAKARTA– Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, Kementerian Agama RI mendukung penuh program nasional percepatan penurunan stunting. Menurutnya, program ini sejalan dengan perintah agama untuk menyiapkan generasi yang kuat di masa depan.

Hal ini disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam acara Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting pada Kamis (6/10/2022 ) di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat.

“Ini merupakan implementasi dari perintah agama. Agama memerintahkan kita untuk mewariskan generasi yang unggul, bukan generasi yang lemah. Kegiatan (percepatan penurunan stunting) ini sesungguhnya dilakukan dalam rangka menyiapkan generasi penerus pemimpin bangsa,” kata Yaqut Cholil Qoumas di hadapan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin.

Menteri yang biasa disapa Gus Men ini juga menambahkan, program percepatan penurunan stunting merupakan program yang diperlukan untuk kelangsungan bangsa dan negara. Sebab menurutnya, bayi yang lahir saat ini merupakan generasi pemimpin di masa mendatang yang harus disiapkan, baik dari aspek kesehatan fisik, mentalitas, maupun spiritualitasnya.

Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk memperkuat peran para penyuluh agama yang berada di bawah Kementerian Agama untuk terlibat dalam program percepatan penurunan stunting. “Kami akan memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat bersama da’i dan da’iyah. Kita akan meningkatkan kualitas bimbingan masyarakat tentang pencegahan stunting,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini, terdapat lebih dari lima ribu penyuluh agama Islam yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non-PNS. Para penyuluh agama Islam ini tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia dan hidup di tengah masyarakat.

Gus Men melanjutkan, selain da’i dan da’iyah, program percepatan penurunan stunting juga perlu mengadvokasi Kantor Urusan Agama. Sebab salah satu funginya adalah memberikan bimbingan perkawinan (Bimwin) kepada calon pengantin. Fungsi ini dapat dimanfaatkan untuk edukasi pencegahan stunting sejak hendak menikah hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

“KUA juga perlu diberikan penguatan. Karena salah satu fungsi KUA adalah memberikan bimbingan perkawinan (Bimwin). Perlu ada pembekalan pada petugas KUA, terkait dengan penurunan stunting,” lanjutnya.

Pelibatan kelompok agama dalam percepatan penurunan stunting, menurut Gus Men, sangat tepat karena kedekatan para penyuluh, da’i, dan da’iyah dengan masyarakat di level paling bawah.

“Sangat tepat jika pemerintah melibatkan penyuluh agama, da’i dan da’iyah dalam penurunan stunting. Mereka dapat menyiapkan materi agama tentang stunting yang disampaikan pada setiap kesempatan tausiyah dan khutbah kepada masyarakat, agar pemahaman tentang stunting bisa dimengerti oleh masyarakat,” lanjutnya.

Keterlibatan agamawan ini, menurut Gus Men, dapat dimasifkan menjadi gerakan percepatan penurunan stunting di Indonesia yang pada akhirnya dapat mengubah pola pikir masyarakat agar lebih sadar cara mencegah dan menangani stunting.

Menag Gus Men datang dalam acara tersebut bersama dengan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. Keduanya menyampaikan sambutan sebelum mendengarkan pengarahan dari Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin tentang pelibatan penyuluh agama, da’i, dan da’iyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting.

Halaqoh Nasional ini diselenggarakan oleh Sekretariat Wakil Presiden dalam rangka mengadvokasi penyuluh agama, da’i, dan da’iyah agar dapat terlibat secara signifikan dalam mendukung perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah dan menangani stunting di daerah masing-masing. Advokasi ini adalah bagian dari implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. (aro/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait