KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Kalurahan Sidoluhur Terjunkan 15 Ambulans untuk Turunkan Stunting

21 September 2023 | Berita, Media

Lurah Sidoluhur Hernawan Zudanto berbagi pratik baik pada acara Webinar Praktik Baik De’Best di 1000 HPK seri 5 di Yogyakarta, (20/9/2023). (Foto: Pemkab Sleman)

SLEMAN (stunting.go.id)- Kalurahan Sidoluhur, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman ditetapkan sebagai desa percontohan praktik baik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Desa ini dinilai berhasil mengendalikan angka stunting di titik rendah se-DIY.

Prevalensi stunting Kalurahan Sidoluhur tahun 2022 adalah 8,6%. Angka ini turun dibandingkan tahun 2021 sebesar 15,04%, dan tahun 2020 sebesar 21,50%. Artinya dalam tiga tahun, Kalurahan Sidoluhur berhasil menurunkan stunting sebesar 12,9% poin.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan, keberhasilan Kalurahan Sidoluhur tak lepas dari strategi yang jitu dan keseriusan para kader yang melaksanakannya. “Semua itu juga didukung anggaran besar yang sudah ditetapkan dalam perencanaan anggaran desa,” katanya pada saat mendampingi Lurah Sidoluhur berbagi praktik baik pada acara Webinar Praktik Baik De’Best di 1000 HPK seri 5 di Yogyakarta, (20/9/2023).

Lurah Sidoluhur Hernawan Zudanto mengungkapkan, perangkat desa bersama warga berhasil melakukan aksi gotong royong dalam aksi penurunan stunting. Desa berpenduduk 10.500 jiwa ini juga memaksimalkan dana desa untuk mendukung intervensi spesifik dan intervensi sensitif. “Kami memberikan porsi yang besar untuk stunting dan melakukannya bersama-sama,” katanya. Sayangnya tidak dirinci lebih lanjut jumlah dana desa yang mengucur ke program penurunan stunting.

Selain dukungan dana, kekuatan aksi intervensi di Kalurahan Sidoluhur adalah pada pendampingan yang kuat dan solid. Desa ini memiliki 441 kader KB, 450 kader kesehatan, 24 Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan 15 Kader Pembangunan Manusia (KPM). Jumlah petugas yang banyak ini didukung oleh peralatan dan sarana-prasarana yang memadai, termasuk 15 ambulans desa.

Banyaknya petugas ternyata sangat memudahkan ibu hamil mengakses layanan.
Sejak awal kehamilan, petugas Puskesmas memantau asupan gizi ibu hamil, khususnya yang berisiko tinggi. Penimbangan dan pengukuran dilakukan secara rutin sesuai KMS, KIA, dan KKA baik di Posyandu maupun di PAUD setempat.

Setiap kali ibu hamil dan ibu balita datang ke Posyandu, diberikan edukasi berbagai hal. Di antaranya tentang mengolah menu yang sesuai usia dan kebutuhan gizi, dengan bahan dasar pangan lokal. Posyandu di desa ini statusnya Posyandu Holistik Integratif, yang dapat melayani balita, remaja, pra lansia, lansia dan difabel.

Tentu saja tidak semua warga aktif mengunjungi Posyandu. Bagi yang malas atau berhalangan datang, petugas melakukan aksi jemput bola ke rumah-rumah. Di sana, petugas memastikan imunisasi yang diterima bayi sudah lengkap sesuai usianya, membagikan tablet tambah darah (TTD) secara gratis, dan melakukan penyuluhan gizi.

Desa ini belum sepenuhnya menyandang status open defication free (ODF), namun dari tahun ke tahun terus ditingkatkan. Saat ini, 95% warga telah memiliki jamban sehat dan memiliki akses air bersih. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait