KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Intervensi pada PAUD Signifikan Mengubah Pola Pikir Masyarakat untuk Penurunan Stunting

11 Oktober 2023 | Berita, Media

JAKARTA (stunting.go.id)- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi salah satu titik penting bagi intervensi sensitif penurunan stunting. Intervensi yang dilakukan pada PAUD dapat berpengaruh secara signifikan menurunkan prevalensi stunting di suatu daerah.

Plt. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbudristek, Lestari Kusumawardani, menjelaskan PAUD adalah sentra berkumpulnya anak usia 0-6 tahun yang secara pertumbuhan tengah dalam fase penting. Pada saat ini mereka dilatih mendapatkan stimulasi kognitif, bahasa, sosioemosional, dan fisik motorik yang diperlukan. “Maka di sini penting untuk menguatkan pemahaman anak mengenai hidup bersih dan sehat dalam kegiatan pembelajaran,” katanya pada diskusi kelas paralel intervensi sensitif Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Percepatan Penurunan Stunting yang digelar Sekretariat Wakil Presiden RI di Hotel Grand Mercure Kemayoran Jakarta, (5/10/2023).

Di PAUD, para orang tua/wali juga berkumpul ketika mengantarkan buah hati mereka. Maka di sana dapat diberikan pemahaman tentang kebutuhan esensial anak usia dini. Bila ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka orang tua menjadi paham pentingnya memiliki fasilitas sanitasi bersih, pembiasaan cuci tangan, menjaga kebersihan.

Di bangku PAUD ini, gaya hidup individu ditentukan karena pembelajaran masa usia dini dapat menanamkan perilaku. Maka diperlukan upaya serius agar PAUD dapat menjadi titik penting mengedukasi anak-anak dan ibu balita. “Di antara yang diperlukan di sini adalah fasilitas sanitasi dan air bersih secara baik dan merata di seluruh daerah,” tandas Lestari.

Hal ini ditanggapi oleh Kasubdit Keserasian, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Muhammad Danial. Ia menjelaskan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memiliki banyak elemen program untuk mendukung itu. Misalnya, Pamsimas dan Sanimas, dapat dipakai guna untuk percepatan penurunan stunting, termasuk untuk PAUD.

Program ini telah mencakup 13 provinsi, 139 kabupaten/kota, dan 1382 lokasi dengan nilai 483,7 milyar. Namun selama ini program Pamsimas dan Sanimas belum benar-benar terintegrasi dengan program penurunan stunting. Menurut Danial, masih diperlukan kolaborasi dengan unsur lain agar ini lebih tepat sasaran. “Penyediaan data penerima manfaat yang valid diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan program infrastruktur ini,” katanya.

Sebenarnya program ini tidak hanya tentang menyediakan sanitasi yang baik, tetapi juga mengubah mindset masyarakat dalam menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Bila mindset masyarakat terbentuk, mereka dapat meningkatkan perannya dalam mengelola mengoperasikan dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun.

Kepala Dinas Dapenduk-KB Kota Kendari, Jahuddin, mempertanyakan tentang program air bersih yang belum terlalu optimal berpengaruh pada penurunan stunting. Ia meminta mekanisme monitoring agar program sanitasi ini dapat benar-benar berdaya guna untuk stunting, bukan hanya asal pasang di daerah perkotaan yang tidak urgen membutuhkan ini. (mjr.mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait