Dalam rangka peringatan Hari Ibu 2023 dan Hari Gizi Nasional 2024, Wanita Syarikat Islam (WSI) bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, BKKBN dan Cegah Stunting menggelar webinar bertajuk “Ibu Hebat, Pahlawan Keluarga dalam Pencegahan Stunting” dan peluncuran Komunitas AKSI GEMAS (Atasi AnaK StuntIng untuk GEnerasi eMAS).
Webinar yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2024 ini diawali dengan ucapan selamat memperingati Hari Gizi Nasional yang ke-64 dari Kepala Staf Kepresidenan Jend TNI (Purn.) Moeldoko, dilanjutkan dengan sambutan arahan dari Ibu Wury Ma’ruf Amin sekaligus membuka webinar secara resmi
Mengawali sambutannya, Ibu Wakil Presiden Wury Ma’ruf Amin mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi tiga beban persoalan gizi. Yakni kekurangan gizi, kelebihan berat badan, serta kekurangan gizi mikro anemia. Berdasarkan riset sementara yang dilakukan pada 2018, data menunjukkan bahwa ibu hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 48,9 persen.
Ibu Wury menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan besarnya masalah stunting di Indonesia, pemerintah menargetkan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Selanjutnya Ibu Wury mengingatkan kembali pentingnya komitmen dari sejumlah pihak. Sebab ibu yang sehat dan hebat akan melahirkan generasi yang hebat dan sehat.
“Ibu yang sehat dan hebat akan melahirkan generasi yang sehat dan hebat, serta membentuk keluarga yang kuat. Keluarga di mana generasi penerus dilahirkan dan dididik, haruslah menjadi tempat terbaik bagi pembibitan nilai-nilai agama, moral, dan kasih saying” ujur Ibu Wapres.
Di akhir sambutannya Ibu Wury menegaskan bahwa, seorang ibu memerlukan dukungan orang-orang terdekat, agar bisa menjalankan tugas dan kewajibannya secara seimbang. Dukungan ini didapat lewat berbagai program pemberdayaan perempuan yang akan membangun keterampilan, keyakinan, dan peluang untuk pemenuhan potensi para ibu. Harapannya, akan tercipta lingkungan yang inklusif dan mendukung perempuan untuk berdaya. Oleh karena itu, program-program pemberdayaan perempuan harus disertai dengan upaya untuk menciptakan keseimbangan gender, termasuk upaya mendorong kaum laki-laki untuk aktif dalam pencegahan stunting.