MALANG- Pemerintah Kota Batu menggelar acara Rembug Stunting di Gedung Bina Praja. Mereka berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di masyarakat hingga zero stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 angka prevalensi stunting Kota Batu adalah 15,0 persen, 8,5 poin di bawah rata-rata prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur yang berada di 23,5 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu Kartika Trisulandari menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting membangun komitmen bersama dalam penurunan angka stunting. Kemudian juga untuk memastikan intervensi yang telah dilakukan sesuai rencana.
Kartika melanjutkan, penanganan stunting sebenarnya bukan hanya terkait asupan gizi. “Namun, kondisi lingkungan dan pola asuh anak juga sangat berpengaruh,” ujar Kartika di Kota Batu, dikutip dari Antara.
Terkait intervensi, Pemkot Batu telah melakukan perbaikan gizi dalam sektor kesehatan dalam alokasi 30 persen. Sementara intervensi yang pengaruhnya sangat besar, yakni berasal dari kondisi lingkungan sekitar, intervensi pada ruang lingkup ini sebesar 70 persen. Kartika memastikan selama ini intervensi gizi telah dilakukan pihaknya. Di antaranya dengan memberikan makanan tambahan gizi untuk ibu dan Balita.
Lain itu, dilakukan pemantauan di Posyandu dan peningkatan layanan kesehatan untuk ibu dan anak. Sementara itu, untuk intervensi lingkungan diperlukan kerja sama dengan seluruh perangkat desa terkait.
Pemantauan stunting dilakukan untuk memastikan setiap keluarga mendapatkan air yang layak dan sanitasi yang baik. Selain itu, diperlukan pemahaman dan edukasi kepada setiap keluarga terkait pentingnya pencegahan stunting serta pengasuhan anak yang benar.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dalam kesempatan yang sama mengatakan semua elemen masyarakat harus berperan aktif dalam menangani stunting. Sebab itu, dia mendorong jajarannya untuk terus menggaungkan, menyosialisasikan, dan memahamkan masyarakat mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dengan asupan gizi yang memadai, protein yang cukup, dan pola asuh yang benar.
“Ketika sudah paham dan memberikan perhatian penuh, maka ibu bisa sehat dan melahirkan keturunan yang sehat,” kata Ibu Wali Kota yang tangkas ini.
Diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Sebab itu, anak terlihat lebih pendek untuk usianya. Kondisi ini rawan terjadi sejak masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan. Karena itu, intervensi pada masa-masa ini sangat penting dilakukan agar tidak terjadi stunting.[]