JAKARTA (https://stunting.go.id)—Mengejar target nasional prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024, setiap pihak yang memiliki kepedulian terhadap stunting berlomba dan mengambil peran untuk mempercepat penurunan stunting. Tak terkecuali Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar). Melalui Bappeda Provinsi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara rutin menyelenggarakan Odading, yakni Obrolan Daring Stunting.
Odading sebagai forum berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sebagian besar diikuti oleh Bappeda-Bappeda dan OPD-OPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat ini, pada Jum’at (11/11/2022) sudah memasuki seri ke-16. Odading ke-16 ini diikuti secara daring oleh lebih dari 80 orang dari berbagai kabupaten/kota yang tersebar di wilayah Jawa Barat.
Obrolan daring yang santai tapi penting kali ini menghadirkan Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Ir. Suryanto Putra, M.Si, dengan topik “Gerakan Bogor Bebas Stunting (Go-Best) Menuju Kabupaten Bogor Bebas Stunting Berperan dalam Mewujudkan Jabar Zero New Stunting 2023”.
Dalam paparannya, Suryanto menjelaskan bahwa tantangan Kabupaten Bogor lumayan berat, karena dari segi jumlah penduduk, Kabupaten Bogor adalah kabupaten berpenduduk terbanyak di Provinsi Jawa Barat, menyumbang 11 persen dari penduduk Jawa Barat. Sedangkan dari sisi luar wilayah, Kabupaten Bogor juga terluas keempat di Jawa Barat, yang terdiri dari 40 kecamatan, 416 desa, dan 19 kelurahan.
Kepala Bappedalitbang kabupaten terpadat di Jabar ini menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Barat masuk ke dalam 12 provinsi prioritas dalam percepatan penurunan stunting, karena Jawa Barat berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 memiliki jumlah kasus stunting terbanyak, yakni 971.792 jiwa. Ini tidak lain juga karena Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Demikian juga Kabupaten Bogor, dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Barat sekarang prevalensi stuntingnya mencapai 28,6 persen, di atas rata-rata prevalensi stunting Provinsi Jawa Barat 24,5 persen (SSGI, 2021).
Meski begitu, kata Suryanto, Pemerintah Kabupaten Bogor tidak menyerah dan pantang surut dalam menurunkan angka stunting di daerahnya. Kabupaten Bogor menargetkan prevalensi stunting turun 12,83 persen pada 2024. Target ini patut diapresiasi, selain bermaksud berkontribusi pada penurunan angka stunting di Jawa Barat, juga penurunan angka stunting tingkat nasional. Target inilah yang memicu dan memacu inovasi-inovasi program dan kegiatan dalam rangka memberikan intervensi dalam penurunan stunting.
Dalam rangka menyumbangkan target Pemerintah Provinsi Jawa Barat Zero New Stunting pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Bogor menciptakan inovasi-inovasi. Di antaranya adalah GO BEST (Gerakan Bogor Bebas Stunting), ANISA (Aplikasi Informasi Stunting Balita),
Samisade (Satu Milyar Satu Desa), yakni pengajuan bantuan untuk satu kegiatan atau lebih sepanjang secara kumulatif tidak melebihi 1 miliar.
Selain itu, juga terdapat AKHI, yakni Program Akademi Keluarga Hebat Indonesia, suatu kelas 1000 Hari Pertama Kehidupan, yakni program edukasi untuk para ibu hamil dan yang memiliki baduta/balita serta keluarga dalam membina ketahanan keluarga.
Tujuan AKHI ini, selain memberikan dasar pijakan bagi keluarga untuk menjalankan fungsinya
mewujudkan keluarga sejahtera lahir dan batin, juga memberikan edukasi yang tepat dalam rangka mencegah stunting sejak dini. Oleh karena itu, materi yang diberikan juga berkaitan dengan keluarga dalam kaitan dengan pencegahan stunting. Yakni, pentingnya ketahanan keluarga, penguatan nilai keluarga, penguatan praktik pengasuhan yang baik, dan penguatan pengelolaan sumber daya keluarga. Semua materi ini disampaikan dalam pertemuan sebanyak 15 kali pertemuan, baik dalam kerangka teoritik, maupun praktik.
“Dengan berbagai inovasi yang kami lakukan, berharap Kabupaten Bogor segera terbebas dari stunting. Kami menangani stunting mulai dari akar-akar penyebabnya hingga stuntingnya itu sendiri, sehingga menyeluruh dari hulu hingga hilir,” pungkas Suryanto. (mw)