KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Waspada! Cacingan Berpotensi Sebabkan Stunting

6 Oktober 2025 | Berita, Media

Kasus cacingan tengah menjadi perhatian besar masyarakat Indonesia. Dalam waktu dekat ini, setidaknya terjadi dua kasus cacingan akut yang menimpa dua anak balita.

Di Agustus 2025, masyarakat dihebohkan dengan berita seorang anak balita asal Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal akibat terinfeksi cacing gelang yang banyak, serta kompilasi penyakit lain. Belum lama, kembali muncul kasus cacingan yang menimpa anak di Seluma, Bengkulu.

Kedua kasus tersebut sontak menimbulkan keramaian sekaligus kecemasan bagi masyarakat. Lalu apa ciri yang bisa dilakukan untuk mencegah cacinga, dan apa kaitannya dengan stunting, ayo kita ulas bersama.

Cacingan dan Stunting

Masih terjadinya kasus cacingan akut di era sekarang, menjadi keprihatinan sendiri bagi kita semua. Dosen parasitology FK-KMK UGM, Prof. Dr. E. Elsa Herdiana, M.Kes., Ph.D., menilai, seharusnya kasus kecacingan parah tidak wajar terjadi di era ini. Kasus ini menunjukkan faktor risiko masih ada, seperti sanitasi buruk, perilaku buang air besar sembarangan, dan kurangnya kesadaran masyarakat.

Kata Elsa, dalam kasus ini, kecacingan disebabkan oleh cacing gelang yang penularannya melalui tanah, dimana sebagain besar kasus memang tidak memiliki gejala. Tapi jika intensitasnya tinggi, dengan jumlah telur cacing yang tertelan banyak, tentunya bisa menyebabkan kondisi yang parah.

“Cacing akan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Jika dibiarkan anak bisa mengalami malnutrisi, stunting, anemia, bahkan gangguan perkembangan kognitif. Pada kasus berat, cacing juga dapat berpindah ke organ lainnya.” Jelas Elsa seperti dikutip ugm.ac.id

Penjelasan Elsa, diperkuat juga oleh Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Pimprim basarah Yanuarso, Sp.A (K) mengatakan, bila tidak ditangani tepat, cacingan dapat menjadi salah satu penyebab stunting, karena akan mengganggu penyerapan asupan gizi, terutama karbohidrat dan protein.

Kata Pimprim, hal tersebut bisa menyebabkan nafsu makan anak menurun, sehingga lama kelamaan bisa mengalami masalah kekurangan gizi, dan permasalahan gizi itu memengaruhi pertumbuhan fisik yang akhirnya jadi penyebab stunting. Lebih jauh, bisa melemahkan fungsi otak, meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi, hingga membuatnya tidak selincah anak seusianya.

Sejalan dengan itu, Ketua IDAI Jawa Barat, dr. Riyadi, SpA, menjelaskan, cacing yang bersarang di tubuh anak tidak langsung berkembang menjadi cacing dewasa. Butuh waktu tiga bulan sebelum berkembang dan menyedot nutrisi asupan anak.

Terkait itu, perlu penanganan yang cepat bila anak memiliki gejala cacingan, agar bisa dibasmi dan diperbaiki nutrisinya. Riyadi menekankan, cacingan pada anak perlu ditangani dengan tepat dan tidak dianggap sepele.

Cermati Ciri-Ciri Cacingan dan Cara Mencegahnya

Bicara mengenai penanganan yang tepat untuk mengatasi kasus cacingan, terutama pada anak, kita tentunya perlu mengetahui ciri-ciri penderita cacingan. Anggota Unit Kerja Koordinasi, Infeksi Tropik IDAI, Ayodhia Pitaloka Pasaribu, menyebutkan, gejala kecacingan yang muncul bisa berupa kurang nafsu makan, lesu, dan perut anak buncit.

Berat badan bisa menurun yang diikuti dengan nyeri perut, mual, dan muntah. “Bisa juga diare atau sembelit, dan keluar cacing dari mulut atau dubur. Terkadang disertai gatal di sekitar anus,” jelasnya.

Selain menjalankan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) yang dilakukan dua kali dalam setahun, Kementerian Kesehatan, melalui kanal facebooknya juga mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan pencegahan.

Perilak yang disarankan yaitu, rutin cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, rutin potong kuku tangan dan kaki, buang air besar di sarana sanitasi aman (jamban dengan tangki septik yang rutin disedot 3-5 tahun sekali), menggunakan alas kaki saat keluar rumah, pastikan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dimasak, serta diolah dengan baik, anak-anak minum obat cacing 6 bulan sekali, dan dewasa minum obat cacing sesuai anjuran dokter.

Perbaikan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya cacingan. Selain itu, untuk pencegahan cacingan, kolaborasi dan sinergi semua pihak mulai dari pemerintah, kader kesehatan, hingga masyarakat juga mutlak diperlukan. “Cacingan bisa dicegah, namun dibutuhkan tanggung jawab bersama,” pungkas Elsa.

Ayo bersama kita #cegahcacingan dan #cegahstunting untuk wujudkan generasi Indonesia berkualitas menuju #IndonesiaEmas2045.

Sumber:

https://ugm.ac.id/id/berita/balita-meninggal-akibat-cacingan-pakar-ugm-sebut-faktor-sanitasi-buruk-dan-perilaku-buang-air-besar-di-tempat-terbuka/

https://rri.co.id/kesehatan/1739886/cacingan-dan-stunting-jadi-ancaman-serius-bagi-anak

https://www.antaranews.com/berita/3379065/idai-waspadai-kecacingan-penyebab-stunting-pada-anak

https://www.inews.id/lifestyle/health/waspada-cacingan-bisa-sebabkan-stunting-ini-penjelasan-dokter

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait