JAKARTA (stunting.go.id)– Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin meminta implementasi program percepatan penurunan stunting ditingkatkan intensitasnya dan diperbaiki kualitas penyelenggaraannya. Wapres meminta aksi nasional yang telah berjalan selama ini agar dievaluasi, dilakukan introspeksi, dan refleksi untuk perbaikan ke depan.
“Kita hanya punya waktu dua tahun untuk mencapai target yang telah ditetapkan, maka kita perlu akselerasi lebih dari yang selama ini kita lakukan,” katanya saat memberikan arahan pada Forum Stunting Nasional Tahun 2022 yang digelar oleh BKKBN di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Pada acara yang mengusung tema “Bergerak Bersama Garda Terdepan dalam Pendampingan Keluarga untuk Percepatan Penurunan Stunting” ini Wapres meminta semua elemen program percepatan penurunan stunting tetap konsisten dan berfokus pada target, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Kita ingin, ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, kita benar-benar menjadi negara maju dengan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global, yang dapat menciptakan masa keemasan Indonesia,” tambahnya.
Selama empat tahun terakhir, pemerintah melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat telah melakukan pendampingan terpadu dalam percepatan penurunan stunting pada 12 provinsi prioritas. Sebanyak 26 kementerian/lembaga telah terlibat secara kolaboratif dalam pelaksanaan Rancangan Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN-PASTI).
Wapres mengingatkan, pencapaian target tersebut sebenarnya bukan hanya tentang menurunkan angka prevalensi. Akan tetapi lebih dari itu terkait dengan mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, unggul, dan berdaya saing. Hal itu dapat dicapai dengan menghilangkan segala bentuk masalah gizi dari Indonesia pada tahun 2030, sesuai target SDGs.
“Upaya kita saat ini akan menentukan mutu generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan Indonesia di masa depan,” kata KH. Ma’ruf Ma’ruf.
Dalam skala tertentu, menurut Wapres, program percepatan penurunan stunting telah menuai hasil. Sejak tahun 2018, prevalensi stunting mulai menurun dari 30,8% menjadi 24,4% pada tahun 2021 atau turun 6,4 persen poin. Namun bukan berarti program ini berjalan tanpa tantangan. Berdasarkan laporan pendampingan terpadu, masih banyak persoalan yang terjadi di lapangan, baik terkait dengan tata kelola, pelaksanaan intervensi spesifik, maupun intervensi sensitif. (mjr/mw)