KLATEN (stunting.go.id)– Salah satu penyebab stunting adalah gaya hidup orang tua yang tidak mendukung suplai gizi bagi anaknya. Hal ini disampaikan ahli gizi masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, pada seminar kader kesehatan di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Kamis (21/10/2023). Pada seminar bertema “Peran Kader dan Tenaga Kesehatan dalam Penurunan Stunting” ini diungkap bahwa gaya hidup sehari-hari yang tampaknya normal ternyata dapat menjadi pemicu anak stunting.
Menurut penulis buku “Saya Pilih Sehat dan Sembuh” ini, gaya hidup yang salah dapat menciptakan kondisi anak menjadi gagal tumbuh. Gaya hidup yang salah ini biasanya tidak disadari oleh pelaku dan keluarganya. “Banyak permasalahan pemicu stunting, yang justru diketahui saat kehamilan bahkan ada yang baru diketahui saat anak sudah terindikasi stunting,” ungkap Dokter Tan di Klaten Sabtu (21/10/2023).
Dia menambahkan, kesalahan paling umum pada orang tua adalah makan tidak teratur, kurang seimbang gizinya, merokok, dan tidak menyusui bayi sesuai anjuran. Oleh sebab itu, Dokter Tan menekankan pentingnya penyuluhan pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa pranikah.
Salah satu faktor terpenting dalam pemenuhan gizi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI eksklusif harus diberikan kepada bayi selama enam bulan setelah kelahiran dan dilanjutkan terus hingga dua tahun, dengan tambahan makanan bergizi. “Ibu-ibu jangan kasih anakmu susu formula ya. ASI eksklusif selama enam bulan sangat baik bagi pertumbuhan bayi. Tentu saja asupan makanan dari ibu juga harus sehat dan bergizi selama hamil dan mengasuh anak balita,” jelasnya.
Dalam hal ini yang sering tidak memberikan ASI sesuai anjuran adalah ibu-ibu yang sibuk, atau wanita karier. Sebenarnya tidak mustahil pemberian ASI eksklusif dilakukan wanita karier. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Yang pertama, kenyangkan bayi sebelum ibu berangkat kerja. Sementara itu, di rumah sudah disediakan stok ASI yang disimpan dalam pendingin dengan benar. Selama wanita karier di kantor, ia juga dapat memerah atau memompa ASI.
Menitipkan bayi ke tempat penitipan yang dekat dengan tempat kerja adalah ide yang bagus. Dengan begitu dapat dengan mudah menyusui di sela-sela waktu bekerja. Jika tidak memungkinkan untuk menyusui langsung, pastikan pengasuh bayi memberikan ASI yang telah disiapkan dalam botol dengan cara yang tepat.
Belakangan ini kantor-kantor juga telah menyediakan ruang laktasi. Bila tidak, cobalah keluar sebentar untuk memerah atau memompa ASI. Atur waktu setiap dua atau tiga jam sekali untuk memompa ASI secara rutin di tempat kerja agar produksi ASI tetap lancar dan tidak menimbulkan rasa nyeri di payudara. (mjr.mw)