KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Satu Dekade Investasi Gizi Kolaboratif

24 November 2021 | Berita

Pemerintah Indonesia menyadari bila investasi sumber daya manusia mutlak diperlukan sebagai fondasi masa depan bangsa. Bentuk perhatian pada upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan keaktifan Pemerintah Indonesia dalam Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN Movement).

SUN Movement merupakan gerakan global di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB sebagai respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status pangan dan gizi di sebagian besar negara berkembang. Gerakan ini bertujuan meningkatkan penanganan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu janin dalam kandungan, bayi dan anak usia 6 – 23 bulan, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement melalui surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011 dan saat ini beranggotakan 34 negara.  Menandai satu dekade atau sepuluh tahun peran aktif Indonesia dalam SUN Movement, melalui Bappenas sebagai Lead Group, diadakan Acara SUNAM 2021 atau “Scaling Up Nutrition Annual Meeting 2021: Satu Dekade Melangkah Bersama” di Jakarta pada 23 November 2021. Acara ini merupakan wahana puncak berbagai pencapaian pembangunan gizi dan rangkaian kegiatan SUN Movement sepanjang 2021. Melalui acara ini akan diketahui bagaimana dan apa saja yang telah diicapai, juga apa rencana ke depan untuk mencapai perbaikan gizi, termasuk penurunan prevalensi stunting di tahun 2024.

“Investasi di bidang gizi merupakan bentuk investasi yang paling menguntungkan. Setiap satu dolar investasi di program gizi akan menghasilkan keuntungan tiga pulah kali lipat, itulah mengapa investasi di bidang gizi merupakan smart investment,” kata KH. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia mengawali arahan dalam pidato pembukaannya.  “Indonesia telah berkomitmen dalam perbaikan gizi di tingkat global sejak tahun 2011, tema ini (Satu Dekade Melangkah Bersama) menandai 10 tahun kita telah berkomitmen dan berkolaborasi dalam percepatan perbaikan gizi.”

Menyikapi pembanguan manusia melalui peningkat gizi, Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan, “Indonesia tengah memasuki masa transisi demografi yaitu satu periode yang ditandai dengan tingginya proporsi jumlah penduduk usia produktif. Guna memanfaatkan periode ini penduduk kita harus produktif dan berdaya saing, tetapi Human Capital Index (Indeks Modal Manusia) yang juga memperhatikan gizi sebagai indikator, menunjukkan kita masih rendah.” “Pada tahun 2020 Human Capital Index Indonesia mencapai 0,54 poin, artinya balita Indonesia yang lahir saat ini hanya mencapai 54% dari potensi maksimal di masa dewasa,” tambahnya.

Keadaan ini mengisyarakan perhatian penuh pada perbaikan gizi masyarakat. Keterlibatan multi pihak mutlak diperlukan, baik itu pemerintah, mitra pembangunan, akademisi dan organisasi profesi, kelompok bisnis dan dunia usaha, serta organisasi masyarakat. Inilah yang menjadi nafas SUN Movement di tingkat global maupun nasional.

 Hal senada dinyatakan Suharso, “Indonesia adalah salah satu negara pertama yang bergabung dalam, SUN global dan ini menunjukkan komitmen Indonesia (untuk) bersama-sama memerangi masalah gizi.”

 Selama sepuluh tahun berbagai capaian perbaikan dan pembangunan kualitas gizi masyarakat telah dicapai pemerintah dan salah satunya adalah berkat dukungan SUN Movement. Stunting sebagai major projectpemerintah mencapai penurunan prevalensi 10%, sementara prevalensi wasting mendekati 5%.

Laiknya berjejaring (networking), maka komitmen, konvergensi, kolaborasi, dan koordinasi dari tingkat pusat hingga daerah menjadi atmosfir utama yang disampaikan para narasumber dalam pertemuan ini. Jejaring ini mewakili sektor SUN Network: seperti SUN pemerintah, SUN mitra pembangunan, SUN Akademi dan organisasi profesi, SUN dunia usaha, dan SUN masyarakat madani untuk menyampaikan kemajuan dan tantangan yang dihadapi.

Keterlibatan aktif setiap sektor dan mutra di dalamnya menjadi urat nadi pelaksanaan programn. Mitra pembangunan dapat memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti, serta memberikan pembelajaran melalui praktik baik. Akademisi dan organisisasi profesi menjaga kualitas intervensi dengan berbagai kajian data, penelitian dan pendampingan masyarakat. Kelompok bisnis dan dunia usaha dapat mengambil peran dengan CSR maupun perbaikan lingkungan kerja, adapun organisiasi masyarakat dapat memberikan penguatan kapasitas, dukungan teknis dan pendampingan pelaksanaan program di lapangan.

Kerja kolaboratif multi pihak ini mengisyaratkan sebuah skema besar kerja sama lintas sektor dan lintas level. Kerja kolaboratif semacam SUN Movement ini perlu ditingkatkan dengan mempertimbangkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.  Menutup sambutannya, Wapres mengarahkan, “Tugas kita sangat besar dan mulia untuk memastikan Indonesia dapat mewujudkan generasi emas 2045, tepat saat kita merayakan 100 tahun kemerdekaan. Untuk mewujudkannya kita harus mencapai target perbaikan gizi dengan kerja cerdas, koordinasi yang efektif, dan kepemimpinan yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan.”

 

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait