Yogyakarta, 19 – 22 November 2019
Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kesadaran komitmen dan praktik pengasuhan melalui penyediaan konseling pengasuhan perubahan perilaku antar pribadi, penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua, penyediaan akses pendidikan anak usia dini, promosi stimulasi anak usia dini, dan pemantauan tumbuh kembang anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan stunting.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik PAUD merupakan salah satu indikator hasil dari Investment on Nutrition and Early Years Program (INEY) yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam upaya pencegahan stunting, dengan sasaran prioritas terhadap rumah tangga yang mempunyai Ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan atau Rumah Tangga 1.000 HPK.
Kegiatan ini dibawah tanggungjawab 2 Kementerian, yaitu (i) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertanggungjawab untuk memperbaiki kualitas sistem pelatihan dan materi gizi dalam sesi pengasuhan pada kurikulum untuk Pendidik Paud; dan (ii) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengkoordinasikan dukungan penggunaan Dana Desa untuk peningkatan kompetensi Pendidik Paud di desa.
Target DLI -4 (Disbursement Linked Indikator) INEY Program adalah Kabupaten prioritas melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik Paud yang berorientasi gizi sensitif. Pada tahun 2019, ditargetkan melatih 2.000 Pelatih Pendidik Paud bersertifikat di 100 Kab/kota prioritas yang berorientasi gizi sensitif, dan melakukan Pelatihan Guru Paud (2 orang per desa) di 20% Desa Kabupaten/Kota prioritas. Pelatihan ini dapat didanai dari Dana Desa, dan APBD atau sumber pendanaan lain.
Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam percepatan pencegahan stunting melalui Paud kelas pengasuhan, berbagi praktik baik (best practise) tentang peningkatan kompetensi pendidik Paud dan pelaksanaan kelas pengasuhan serta mempersiapkan daerah dan desa dalam menyusun rencana kegiatan untuk peningkatan kompetensi pendidik Paud dalam pelaksanaan kelas pengasuhan.
Dalam pidato pembukaannya, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano. “Tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan harus mampu mendorong stimulasi dalam upaya penanganan stunting, baik terkait pola makan, pola asuh dan pola sanitasi,” kata Supriano, dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Republika.co.id. Sementara itu, Asisten Deputi Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana Sekretariat Wakil Presiden, Abdul Muis mengatakan peningkatan kompetensi guru Paud tidak dapat ditawar.
Bukti global menyatakan bahwa, kontribusi intervensi stunting dari intervensi spesifik yang terkait dengan intervensi kesehatan sebesar 30 persen sedangkan 70 persen berasal dari gizi sensitif, yang termasuk di dalamnya adalah stimulasi dini pada anak. Untuk itu, Pemerintah telah mentarget minimal dua orang guru Paud di 40 persen desa pada kabupaten/kota prioritas tahun 2020 telah mengikuti peningkatan kompetensi tenaga pendidik Paud melalui diklat dasar. Berdasarkan hal tersebut, Bimtek ini diadakan. Sekitar 250 peserta dari 31 kabupaten hadir yang berasal dari Bappeda, Dinas Pendidikan Kabupaten, Camat dan Kepala Desa, Himpaudi, serta Kementerian dan Lembaga pada 19 – 22 November 2019.