SUKABUMI- Komando Distrik Militer (Kodim) 0622 Kabupaten Sukabumi melakukan penetrasi ke rumah-rumah sasaran keluarga berisiko stunting. Aksi ini dilakukan serentak oleh 15 Komando Rayon Militer (Koramil) di lingkup Kodim 0622.
Personil Kodim Sukabumi, di bawah pimpinan Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi, Letkol Inf Anjar Ari Wibowo, turun ke rumah-rumah untuk menyerahkan bantuan dan memilih beberapa anak yang dijadikan anak asuh stunting. Untuk anak asuh ini, setiap bulan akan diberi pasokan bahan makanan dan gizi tambahan.
“Kami mencoba membantu saudara-saudara kita yang memiliki anak stunting, di mana hari ini serentak di 15 Koramil,” kata Anjar Ari Wibowo, Jumat (30/9/2022), sebagaimana dirilis Tribun Jabar.
Ia sendiri telah memilih tiga anak stunting untuk dijadikan anak asuh program penurunan stunting. Masing-masing di Desa Cimanggu dan Desa Cikidang, Kecamatan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Hal yang sama juga dilakukan masing-masing Danramil, memilih dan mengangkat anak asuh untuk dientaskan dari masalah kekurangan gizi kronis ini.
“Aksi kami ini dalam rangka membantu pemerintah dalam program penurunan stunting dan bertepatan dengan momen hari ulang tahun TNI,” tambahnya.
Salah satu keluarga sasaran yang dikunjungi adalah keluarga Lina Nuriana (38), di Kampung Cimanggu RT 007 RW 004, Desa Cimanggu, Kecamatan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Keluarga Lina memiliki anak Balita bernama M. Rafsya Fauzan (18 bulan).
Rafsya diketahui mengalami pertumbuhan tidak sesuai standar kesehatan anak Indonesia. Sejak berusia enam bulan, anak ini mengalami kekurangan berat dan tinggi badan. Ayah Rafasya, Ade (41) mengaku senang dengan uluran tangan ini. “Saya sangat senang sekali,” ucap Ade sembari menitikkan air mata.
Buruh bangunan lepas itu berterima kasih karena mendapat perhatian pemerintah. Selain petugas dari Puskesmas sering datang, kini ada bantuan dari Kodim Sukabumi. “Kami sebenarnya tahu anak kami kurang bertumbuh. Tetapi, kami tak mampu membelikan gizi yang terbaik,” katanya lirih.
Sebagai buruh lepas, pendapatan Ade pas-pasan untuk mencukupi keluarga, yaitu satu istri dan lima anak. Itu pun dengan cara gali lubang tutup lubang. Apalagi sejak masa pandemi, pekerjaan tidak selalu ada untuknya. “Kadang-kadang kerja, kadang-kadang enggak, karena tidak setiap hari ada proyek,” katanya.
Ibu Rafasya, Lina Nuriana (35) menambahkan, nafkah dari suaminya dicukup-cukupkan untuk membeli susu, vitamin, dan sayuran untuk penunjang gizi anaknya. Jadi, jatah susu dihemat semaksimal mungkin agar lebih awet.
Lina bercerita kondisi anaknya, selain mengalami stunting, berdasarkan pemeriksaan dokter anaknya juga mengalami flek di paru-paru. (mjr/mw/Tribun Jabar)