KAIMANA (stunting.go.id)– Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat rangkaian aksi percepatan penurunan stunting di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu kegiatan paling banyak adalah pemberian makanan tambahan (PMT), yang dilakukan di 41 titik seluruh Indonesia. Titik-titik yang dipilih adalah daerah yang menjadi prioritas pemerintah dalam aksi percepatan penurunan stunting, terutama di Papua dan Sulawesi Barat.
Pembagian PMT untuk anak-anak balita sasaran program stunting ini digelar serentak pada 28 Oktober 2023, dengan mengambil tema “FK UNAIR Cegah Stunting Menuju Generasi Indonesia Sehat”.
Salah satu daerah yang mendapat perhatian adalah Kaimana, Papua Barat. Prevalensi stunting di Kaimana sesuai hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 berada pada urutan kesembilan tertinggi di Papua Barat dengan angka 28,5 persen dan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 1.967 jiwa.
Dalam salah satu dari rangkaian acara bantuan sosial yang digelar di Kaimana, sebanyak 198 balita diundang untuk menerima bantuan PMT yang berisi susu, telur, paket biskuit, dan lain-lain. Pelaksanaan bantuan ini dilakukan di dua titik, yaitu Kampung Lobo dan Kampung Coa, di Kecamatan Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.
Bantuan sosial ini diserahkan oleh para alumni dan mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yang dipimpin oleh dr. I Wayan Putra, SpA sebagai ketua panitia. “Kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh Universitas Airlangga ini bertepatan dengan Dies Natalis Unair ke-69 dan 110 tahun Pendidikan Dokter di Surabaya,” jelas Wayan Putra.
“Kami memberikan bantuan berupa bingkisan dan makanan tambahan kepada 198 balita, sebagai wujud kepedulian terhadap upaya menekan angka stunting di Kabupaten Kaimana,” ungkap dokter spesialis anak RSUD Kaimana ini. Menurutnya, keterlibatan alumni FK Unair dalam hal ini dapat mendukung aksi penurunan stunting dengan saling melengkapi bersama program-program lain, baik dari pemerintah maupun swasta.
Selain pemberian bantuan PMT, digelar pula kegiatan lain. Di antaranya adalah kegiatan pengukuran anak balita dengan antropometri, penyuluhan kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan anak. Di samping mendapatkan bantuan, kesempatan ini digunakan oleh ibu-ibu dan balitanya untuk memeriksakan kondisi putra-putrinya secara gratis oleh dokter-dokter spesialis.
Kegiatan ini dilakukan berbarengan di berbagai lokasi, dengan varian program penyuluhan optimalisasi 1000 HPK, pembagian sembako berupa susu dan makanan, pemeriksaan oleh dokter spesialis, pengukuran indikator fisik untuk stunting, dan lain-lain. Kegiatan ini diprioritaskan untuk ibu hamil serta ibu yang memiliki anak berusia 0 sampai 5 tahun. Aksi ini diharapkan dapat membantu masyarakat, terutama para ibu, agar lebih paham pentingnya mengatasi dan mencegah stunting pada awal kehamilan, juga dapat memperbaiki pola asuh ibu hamil terhadap anaknya. (mjr.mw)