JEPARA (stunting.go.id)– Sebanyak 27 mahasiswa KKN-PPM UGM berhasil menerapkan program penurunan stunting dalam skala mikro di dua desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yaitu Desa Jambu dan Desa Sekuro yang berada di Kecamatan Mlonggo. Sebelum program diterapkan, terdapat 144 anak stunted di dua desa tersebut. Setelah diberi perlakuan khusus selama 45 hari, jumlah anak stunted menurun menjadi 123 anak.
Camat Mlonggo, Sulistyo, mengatakan telah terjadi penurunan 21 anak stunted hanya selama masa KKN dalam 1,5 bulan. “Kami betul-betul sangat terbantu adanya program KKN dari sisi pemberdayaan masyarakat. Sudah banyak program yang dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa KKN, termasuk yang satu ini,” ujarnya. Menurutnya, mahasiswa KKN UGM benar-benar menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dari bangku kuliah untuk diimplementasikan dalam masyarakat,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, Nicolas Kriswinara, mengatakan program penurunan stunting menjadi salah satu dari empat program unggulan yang dilakukan oleh 27 mahasiswa yang terbagi dalam empat klaster sosial, yaitu humaniora, agro, medika, dan saintek. Program penurunan stunting dilakukan dengan melakukan pemetaan setiap rumah dengan dibantu kader delapan Posyandu. Setelah petanya ditemukan, kemudian dilakukan penyuluhan dan edukasi soal stunting. Pada saat yang sama diberikan bantuan pemberian makanan tambahan bagi ibu dan bayi-bayi stunted.
“Kita terlebih dulu melakukan social mapping populasi stunting. Semuanya kita cek ulang, termasuk tinggi badan, berat badan, dan indikator lain pada balita. Ini dilakukan bersama-sama secara interdisipliner, seperti dari farmasi, gizi, sains, dan agro,” tandasnya.
Edukasi dilakukan terkait pola asuh dan mengajarkan cara mengolah makan dari sumber yang bisa didapat dari lingkungan sekitar. Semua itu dilakukan bekerja sama dengan sejumlah kader Posyandu setempat yang diajak berkeliling setidaknya 2-3 kali seminggu. Dari kegiatan ini didapatkan peta stunting, lalu tim dibagi berdasarkan sektor tugas masing-masing. Semua tim merupakan gabungan dari mahasiswa empat disiplin ilmu, sehingga para ibu yang memiliki balita mendapat penyuluhan secara holistik dari berbagai segi.
Kasubdit KKN DPkM UGM, Nanung Agus Fitriyanto, mengatakan inovasi dan keberhasilan program kerja yang dilakukan oleh mahasiswa KKN menjadi salah satu kriteria penilaian dari kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa. Selain melaksanakan program di lapangan, mahasiswa juga diharapkan bisa mempraktikkan ilmunya dan memahami nilai etika dan norma yang berlaku di masyarakat. “Di samping bisa mengimplementasikan ilmunya, mahasiswa juga memahami etika, norma, dan adat istiadat masyarakat sehingga tujuan KKN untuk meningkatkan rasa empati dan kepedulian sangat diutamakan,” katanya.
Guru Besar UGM, Prof. Dr. Deendarlianto, M.Eng., dalam kesempatan tersebut mengapresiasi capaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN. Menurutnya, melalui kegiatan KKN ini diketahui sejauh mana peran besar UGM dalam bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menuntaskan berbagai persoalan di masyarakat serta mendukung program pembangunan. “Kami melakukan penilaian kualitatif seberapa besar pengaruh pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di daerah setidaknya bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat, baik dari capaian SDGs, program pembangunan, maupun peningkatan SDM,” jelasnya. Pengalaman mahasiswa selama menjalankan KKN diharapkan makin meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk berkarya yang sesungguhnya setelah ia lulus menjadi sarjana. (mjr/mw)