KUPANG (https://stunting.go.id)- Prihatin dengan kondisi stunting di daerahnya, seorang warga Kupang, Nusa Tenggara Timur bernama Boni Lerek (50 tahun) memberikan bantuan kepada warga berisiko stunting dengan dana pribadi.
Pada penyerahan bantuan yang dilakukan di Desa Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur pada (8/11/2022) lalu, Boni Lerek menyerahkan 1.260 butir telur dan bibit sayuran berupa bayam super, terong, cabai, dan sayur manis. Penerima bantuan ini adalah 16 balita dari Desa Oinlasi dan 14 balita dari Desa Kokoi, dari kecamatan yang sama.
Boni mengaku prihatin dan iba dengan kondisi anak-anak balita yang mengalami kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama. “Saya melihat dan membaca tentang stunting di daerah saya, lalu saya ingin berpartisipasi aktif dan berkontribusi,” kata Boni.
Materi bantuan yang diberikan oleh Boni adalah bahan makanan yang mendukung gizi balita. “Kalau pemerintah daerah menggunakan pola bantuan tambahan makanan siap saji, maka kita lebih kepada bahan mentahnya. Minimal pola makan anak diatur orang tuanya seturut kadar atau porsi makan setelah mendapatkan petunjuk Nakes, TKD, dan PKM Desa setempat,” jelas Boni yang berprofesi sebagai wartawan salah satu media di Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan bibit sayuran yang diberikan dimaksudkan agar pekarangan rumah warga ditanami tanaman sayur-sayuran untuk persediaan bahan makanan yang mendukung gizi balita. Boni menegaskan, selain menyerahkan bantuan, ia ingin agar warga Kabupaten TTS memiliki kemandirian pangan.
Untuk itulah, ia memberikan bibit tanaman agar dapat ditanam di lingkungan rumah sehingga dapat memberdayakan lahan kosong. “Saya juga akan kembali mengecek ke rumah orang tua anak Stunting dan memastikan apakah bibit sayuran sudah ditanam di pekarangan rumah masing-masing atau tidak,” ungkapnya.
Kepala Desa Oinlasi, Yasri Nomleni, menyampaikan terima kasih atas partisipasi Boni Lerek yang memiliki kesadaran pribadi yang kuat terhadap persoalan stunting. “Ini rumah kita bersama, mari kakak Boni kita bangun kerja sama dengan terus berkomunikasi. Kakak sudah turun langsung dan lihat kondisi anak-anak stunting di Desa Oinlasi. Terima kasih kakak. Tuhan Yesus memberkati,” kata Yasri Nomleni.
Prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 48,3 persen. Ini adalah angka tertinggi di antara 246 kabupaten/kota se-Indonesia.
Menurut data Dinas Kesehatan setempat, per Agustus 2022 angka stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan menembus angka 11.642 anak atau di kisaran 28,30 persen. Khusus Kecamatan Amanatun Selatan, jumlah anak stuntingnya sebanyak 196 orang atau 11, 94 persen. (mjr/mw)