DENPASAR (https://stunting.go.id)- Jamu Sido Muncul bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa Bali mendampingi ratusan ibu hamil dan balita serta memberikan paket bantuan untuk keluarga berisiko stunting di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Bantuan sebanyak 417 paket ini menjadi bagian dari aksi percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, khususnya di Bali, yang dikemas dalam acara bertajuk “PentaCOME 1000+ To Stop Stunting and Create A Golden Generation.”
Pada program ini, sejumlah mahasiswa FK Universitas Warmadewa diterjunkan ke lapangan untuk mendampingi masyarakat agar lebih sadar mengenai bahaya stunting dan mitigasinya. Pada program ini, Sido Muncul memberikan bantuan senilai total Rp500 juta untuk mendukung terlaksananya program percepatan penurunan stunting.
Bantuan tersebut terdiri atas paket suplementasi sari daun kelor, bibit tanaman kunyit, kelor, kencur, dan katuk, serta produk senilai Rp247 juta dan juga uang tunai senilai Rp250 juta. Pendampingan kepada masyarakat, selain tentang pendidikan stunting secara langsung juga pelatihan peningkatan dan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
Direktur Utama PT. Sido Muncul Tbk. Irwan Hidayat mengatakan, bantuan terbagi menjadi dua, yaitu uang tunai dan paket suplementasi. Asumsinya, suplemen makanan dikonsumsi oleh penerima manfaat sebagai pelengkap makanan sehat. “Kalau makanannya nggak cukup ya nggak juga. Maka dari itu, ditambahkan Rp250 juta supaya diberikan kepada ibu-ibu yang membutuhkan,” tandasnya.
Program kolaborasi PT. Sido Muncul dengan FK Universitas Warmadewa Bali ini melibatkan 417 mahasiswa semester akhir Fakultas Kedokteran, dengan model pendampingan satu mahasiswa mengawal satu ibu hamil atau balita di bawah dua tahun.
Keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam aksi penurunan stunting adalah salah satu yang ditekankan dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting, yaitu konvergensi program. Konvergensi merupakan pendekatan pelaksanaan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah dan menurunkan stunting kepada sasaran prioritas.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan (PMPP) Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Suprayoga Hadi mengungkapkan, kolaborasi antar elemen pemerintah, swasta, dan elemen masyarakat adalah salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program penurunan stunting.
Setwapres sendiri saat ini telah menjalin kerja sama dengan 15 mitra. Di antaranya adalah PTTEP Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan PT Mayora Indah yang menggelar program di beberapa titik. “Kemitraan ini akan terus kita galakkan dan ini sekaligus menjadi prioritas kita, bahwa penurunan stunting tidak hanya bisa dilaksanakan oleh pemerintah saja, namun juga harus mengajak serta mitra-mitra, seperti partner kerja istilahnya,” kata Suprayoga Hadi.
Suprayoga Hadi menekankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) dapat mereplikasi atau mengadopsi pola-pola yang sudah dianggap berhasil oleh kegiatan kemitraan dan bisa menjadi kebijakan dalam upaya penurunan stunting. Bantuan dari mitra ada jangka waktunya, sehingga diperlukan kesadaran Pemda agar dapat melanjutkan hasil positif ketika program kerja sama dengan mitra berhenti.
“Yang kita harapkan dari Pemda adalah keberlanjutannya. Ini akan bisa menjadi contoh. Bisa dijadikan good practice atau lesson learned yang bisa diadopsi oleh Pemda untuk dapat diperluas di daerah lainnya,” tutupnya. (mjr/mw)