DEPOK- Persatuan pengusaha kecil menengah di Kota Depok, Jawa Barat merancang program partisipasi penurunan angka stunting di daerahnya. Bentuknya adalah pembagian makanan kepada warga kurang mampu, dengan tujuan memberikan peningkatan nutrisi pada mereka.
Persatuan UMKM yang dimaksud adalah UKM Bosama, singkatan dari Bojongsari Maju Bersama. UMKM Bosama adalah komunitas UMKM yang berada di wilayah Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, yang beranggotakan 80 unit usaha kecil menengah.
Ketua UMKM Bosama, Andi Nur Aminah, mengungkapkan pihaknya saat ini tengah merancang program-program yang berkontribusi pada penurunan stunting di tingkat lokal. Ide ini bermula dari tawaran Camat Bojongsari, Kota Depok untuk berpartisipasi dalam bentuk apapun yang memungkinkan bagi UMKM dan warga sasaran intervensi stunting. Kemudian, pihak UMKM Depok menyambutnya dengan merancang Program Peduli Stunting.
“Program ini sederhana. Bisa dilakukan periodik di tiap kelurahan. Mungkin akan prioritas di kelurahan mana yang terbanyak dulu anak stuntingnya,” kata Andi Nur Amina di Depok, Minggu (23/10/2022).
UMKM Bosama anggotanya didominasi oleh pengusaha kuliner. Karena itu, kata Andi Nur Aminah, tidak terlalu susah untuk terlibat, karena anak-anak stunting ini membutuhkan makanan bergizi untuk memperbaiki tumbuh kembang mereka.
“Stunting bukan hanya program pemerintah. Kita semua tentu ingin membantu mewujudkan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani, tercukupi kebutuhan gizinya dan cerdas,” ujarnya.
Sekretaris Kecamatan Bojongsari, Rizal Farhan, mengatakan Kecamatan Bojongsari termasuk tertinggi angka stuntingnya di wilayah Depok. Menurut data, angka stunting di tujuh kelurahan di Kecamatan Bojongsari terbilang tinggi dibanding kecamatan lain. Rinciannya, kelurahan Duren Seribu ada 74 anak, Duren Mekar terdapat 75 anak, Bojongsari Lama ada 85 anak, Serua teridentifikasi 87 anak. Empat kelurahan ini masuk kategori merah atau cukup tinggi angka stuntingnya. Sedangkan angka stunting di tiga kelurahan lainnya, yakni Bojong Sari Baru ada 19 anak, Curug terdapat 53 anak, dan Pondok Petir ditemukan 66 anak.
Rizal mengatakan, dengan keterlibatan pengusaha khususnya bidang kuliner diharapkan angka anak stunting di Bojongsari bisa ditekan hingga akhirnya menjadi zero stunting. “Program-program yang berskala lokal akan dapat memecahkan masalah di daerahnya sendiri tanpa bantuan pemerintah pusat dan pihak luar,” pungkasnya. (mjr/mw)