MAMUJU– Komando Distrik Militer (Kodim) 1402 Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat mengerahkan seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk memberi penyuluhan terkait stunting.
Bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan unsur lainnya, Kodim 1402 melakukan pendataan stunting kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak Balita.
Komandan Kodim 1402 Polewali Mandar Letkol Czi Masni Etha Yanurianedhi mengungkapkan, pihaknya berpartisipasi aktif dalam hal stunting, menyusul dikukuhkannya KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso sebagai Bapak Asuh Anak Stunting di wilayah Kodam XIV/Hasanuddin.
Penurunan angka stunting memang menjadi salah program yang menjadi perhatian pemerintah. Persoalan ini ditangani oleh sejumlah kementerian dan lembaga, yang dipimpin oleh Wakil Presiden sebagai ketua pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting, dan Kepala BKKBN sebagai ketua pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Dandim 1402 Polewali Mandar Letkol Czi Masni Etha Yanurianedhi menjelaskan, pihaknya tidak hanya membantu pendataan, tetapi juga penyuluhan dan edukasi. “Selain mengecek kesehatan gizi, sinergi petugas juga memberikan edukasi tentang cara pencegahan stunting dimulai dari pengaturan pola makan dan hidup sehat,” katanya seperti dikutip Antara, Selasa (21/09/2022).
“Kami memerintahkan seluruh Babinsa yang tersebar di 16 kecamatan, 23 kelurahan, dan 173 desa untuk menggencarkan pendampingan kegiatan di Posyandu,” lanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan TNI ini adalah wujud dukungan terhadap program Pemkab Polewali Mandar dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting dan peningkatan gizi pada Balita, sesuai target pemerintah pusat, angka prevalensi stunting secara nasional harus turun menjadi 14 persen pada 2024.
Di Kabupaten Polewali Mandar masih terdapat persoalan faktor ekonomi yang kemungkinan memiliki pengaruh signifikan pada pasokan gizi ibu hamil dan Balita. Hal ini menjadi perhatian bersama semua elemen pemerintah.
“Kami tidak hanya berupaya turut dalam pendampingan Posyandu saja, namun juga berupaya memperkuat ketahanan pangan guna meningkatnya ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Diketahui, prevalensi stunting Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 adalah 36,0 persen, tertinggi se-Provinsi Sulawesi Barat yang rata-rata prevalensi stuntingnya 33,8 persen. Provinsi Sulawesi Barat termasuk salah satu dari 12 provinsi prioritas dalam percepatan penurunan strunting. (mjr/mw/ant)