BANJARBARU (stunting.go.id)- Program Studi Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat mewajibkan dosen-dosennya membuat kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mencegah stunting. Koordinator Prodi Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof. Triawanti, mengatakan kebijakan ini diterapkan untuk mempercepat penurunan stunting di daerah itu. Stunting masih menjadi masalah utama di Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa yang tersebar pada 13 kabupaten/kota.
“Kita mengejar target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada tahun depan, ini membutuhkan peran seluruh elemen masyarakat,” katanya. Menurutnya, dunia pendidikan memiliki peran penting dalam mengajak masyarakat untuk mencegah stunting melalui berbagai program pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mewadahi pengabdian kepada masyarakat ini, Fakultas Kedokteran membentuk kelas bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita, yang dinamai kelas Hattra, yang dibuka perdana pada 2 September 2023. Namun tidak dirinci lebih jauh tentang kelas Hattra ini.
Di antara kurikulum kelas ini adalah pola pengasuhan yang benar, makanan lokal bergizi tinggi, sampai pijat bayi dan balita. Metode pijat bayi sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otot dan tulang bayi serta dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan bayi.
Apabila dilakukan secara rutin, bayi dan balita mampu mencapai pertumbuhan tinggi badan dan berat badan optimal. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya hubungan antara pemijatan pada bayi dengan kenaikan berat badan bayi. Selain itu, sentuhan berupa pemijatan pada bayi akan merangsang hormon pertumbuhan, hormon bahagia, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, dan semakin menguatkan ikatan emosional antara ibu dan anak.
Pakar kesehatan jiwa ULM yang turut berpartisipasi dalam kelas ini, Sherly Limantara, mengatakan pemahaman pola asuh bagi orang tua adalah hal penting dalam aksi penurunan stunting. Pada prinsipnya, pola asuh itu konsepnya 3L, yaitu Love, Limitation, dan Let them grow. Artinya, pengasuhan itu mengedepankan rasa cinta, pembatasan dalam batas tertentu, dan memberi kesempatan anak tumbuh sesuai usianya. “Dengan pola asuh yang tepat, anak akan tumbuh secara optimal dan memiliki kecerdasan tidak hanya pada intelektualitasnya, tetapi juga spiritualitas dan emosionalitasnya,” katanya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut digelar di Desa Keliling Benteng Ulu, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar (2/9/2023), pesertanya mencapai 73 orang. Diharapkan Kelas Hattra akan terus berlangsung setiap bulan pada saat kegiatan Posyandu, sehingga lebih banyak lagi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh masyarakat, tidak terbatas pada tumbuh kembang anak, tetapi juga kesehatan keluarga secara keseluruhan. (mjr.mw)