MAMUJU- Kabupaten Majene merupakan daerah  dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Provinsi Sulawesi Barat menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Majene mencapai angka 35,7 persen, lebih tinggi dari angka prevalensi Provinisi  Sulawesi Barat yang berada di angka 33,8 persen. Secara nasional, angka prevalensi stunting Indonesia berada di angka 24,4 persen.

Untuk mengejar target angka prevalensi stunting Indonesia 14 persen pada tahun 2024, Kabupaten Majene pun berbenah dan menetapkan target stunting di daerahnya turun hingga pada angka 27,7 persen pada akhir tahun 2022.

Wakil Bupati Majene Arismunandar menyampaikan hal tersebut di dalam rapat koordinasi percepatan penurunan stunting, dikutip dari Antara.com, Selasa 30 Agustus 2022.

Arismunandar mengatakan target tersebut sudah sesuai dengan RPJMD 2021-2026 dan dia meyakini sepanjang ada komitmen melalui pelaksanaan program yang telah disusun dan disepakati, pasti akan memberikan kontribusi terhadap penurunan stunting di daerahnya.

“Itu tugas kita bersama.  Semua bisa dicapai kalau kita berkolaborasi bersama, berkolaborasi yang kuat dan betul-betul serius,” urainya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene Hasnawati menyebutkan atas hasil rekomendasi dari audit stunting, ditekankan agar adanya intervensi kepada OPD terkait dalam aksi percepatan penurunan angka stunting.

“Kami sudah paparkan angka-angka yang akan diintervensi ke semua OPD. Nanti BKKBN selaku sekretariat Satgas Stunting Majene akan membagi ke seluruh desa dan kelurahan melalui pendamping keluarga dengan melihat indikator dan risiko stunting,” katanya.

Tim ini juga berkoordinasi dengan BKKBN Sulawesi Barat untuk merancang adanya rembuk stunting yang rencananya akan digelar pada minggu pertama dan kedua September 2022.[]