KLATEN (https://stunting.go.id)- Bupati Klaten, Sri Mulyani, berjanji akan memberikan penghargaan kepada kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang mampu menurunkan angka kasus stunting di wilayahnya. Janji itu disampaikan Sri Mulyani kepada para kader TPK di Klaten saat rapat koordinasi dan evaluasi pelaporan pendampingan oleh TPK di Gedung Al Hakim Gayamprit, Klaten Selatan, Jumat (15/12/2023).
Rakor tersebut dihadiri sekitar 1.050 orang. Mayoritas di antara mereka adalah kader TPK. “Saya sampaikan kepada ibu-ibu, tahun depan akan kami cek. Kalau ada penurunan stunting, akan ada reward dari saya sebagai motivasi,” kata Mulyani. Tentang bentuk rewardnya, Mulyani tidak menyebutkan. Yang jelas, penghargaan itu bakal diberikan sebagai bentuk dukungan dan penyemangat agar TPK lebih giat melakukan intervensi terhadap empat sasaran, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta anak balita. Penghargaan akan diberikan langsung kepada TPK karena mereka memiliki peran vital. TPK-lah yang paling dekat dengan masyarakat dan mengetahui kondisi wilayah masing-masing.
TPK adalah petugas yang diangkat oleh Pemda, bertugas melaksanakan pendampingan kepada sasaran stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Mereka memberikan penyuluhan dan membantu layanan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan risiko stunting. Saat ini jumlah TPK seluruh Indonesia sebanyak 200.000 tim, atau 600.000 orang. Untuk Kabupaten Klaten terdapat 971 tim, dengan jumlah personil sekitar 2.913 orang. Mereka ini aktif di tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, Dharma Wanita, dan lain-lain.
Bupati Klaten mengatakan, upaya percepatan penurunan angka stunting di Klaten sudah dilakukan melalui berbagai cara termasuk penggelontoran bantuan bagi balita stunting. “Inovasi sudah banyak, tinggal dikeroyok bareng-bareng. Anak stunting itu belum tentu hidup di keluarga yang tidak mampu, tergantung pola asuh dari orang tua atau pun keluarga,” kata Mulyani.
Pada saat ini, jumlah balita stunting di Klaten sebanyak 7.673 anak. Dilansir dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Klaten pada 2021 prevalensi stuntingnya sebesar 15,8% menjadi 18,2% pada hasil SSGI tahun 2022. (mjr.mw)