Pemerintah menegaskan kembali komitmennya menjadikan pencegahan dan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas nasional. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 19,8%, menandai capaian penting setelah satu dekade upaya berkelanjutan di seluruh wilayah.
Komitmen tersebut ditegaskan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Jakarta. Sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Wapres menekankan bahwa penurunan stunting merupakan program prioritas nasional di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto yang hanya dapat dicapai melalui kerja bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh komponen masyarakat.
“Program ini harus kita kawal bersama, harus kita keroyok bersama. Kuncinya adalah sinergi antara pusat dan daerah. Atas arahan Bapak Presiden, kita berhasil menekan angka stunting di 2024 menjadi 19,8 persen atau turun sebanyak 377 ribu anak dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Wapres Gibran.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif dalam penurunan stunting, mulai dari kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, hingga kader Posyandu dan ibu-ibu PKK yang menjadi garda terdepan di lapangan. Wapres secara khusus menyoroti Provinsi Jawa Barat sebagai daerah dengan penurunan angka prevalensi stunting tertinggi di tingkat nasional, yakni turun 5,8 persen pada tahun 2024, sebagai bukti nyata keberhasilan kolaborasi lintas sektor.
“Jawa Barat ini contoh baik sinergi yang konkret. Kolaborasi yang kuat antara pusat, daerah, dan masyarakat terbukti mampu mempercepat hasil di lapangan,” ujar Wapres.
Wapres menegaskan, meskipun angka stunting menurun signifikan, upaya percepatan tidak boleh berhenti. Pemerintah terus memperkuat intervensi melalui berbagai program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kedua program ini menyasar kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, untuk memastikan status gizi, kesehatan, serta tumbuh kembang anak terpenuhi dengan baik.
Selain itu, Wapres menekankan pentingnya pencegahan stunting baru dengan memastikan kesehatan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu, imunisasi dasar lengkap, serta akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman.
Dalam arahannya, Wapres menyampaikan beberapa langkah strategis untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia, yakni:
1. Komitmen kuat kepala daerah menjadikan penurunan stunting sebagai prioritas pembangunan;
2. Penguatan kapasitas tenaga pelaksana di lapangan;
3. Koordinasi lintas sektor yang lebih solid antara pusat dan daerah; serta
4. Edukasi intensif kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Setiap kementerian, lembaga, dan daerah harus tahu siapa mengerjakan apa, di mana, dan bagaimana pembiayaannya. Semua harus disiplin dan presisi,” tegas Wapres.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa capaian nasional di bawah 20 persen untuk pertama kalinya merupakan hasil kerja keras lintas sektor selama sepuluh tahun terakhir.
“Angka stunting kita sejak tahun 2013 sebesar 37 persen. Setelah satu dekade kerja keras, tahun 2024 untuk pertama kalinya turun di bawah 20 persen. Ini hasil sinergi semua pihak di bawah arahan Bapak Wakil Presiden,” ujar Menkes Budi.
Menkes menambahkan, pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2029 dan mencapai 5 persen pada tahun 2045, sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2025–2029 dan RPJPN 2025–2045.
Rakornas PPS 2025 mengusung tema “Mengukuhkan Komitmen Bersama untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia”. Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk menyatukan langkah seluruh pemangku kepentingan — mulai dari kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, NGO, swasta, perguruan tinggi, hingga masyarakat — dalam memperkuat gerakan #CegahStuntingItuPenting.
Rakornas terdiri dari dua sesi utama, yakni laporan capaian dan target program, penandatanganan komitmen, pemberian penghargaan kepada daerah berprestasi, serta diskusi panel dan berbagi pembelajaran dari daerah dan mitra pembangunan. Tahun ini, penghargaan khusus diberikan kepada daerah dengan kinerja terbaik, termasuk kategori Penurunan Stunting Terbaik, Kader Posyandu Berprestasi, serta Provinsi dengan Prevalensi Stunting Rendah.
Kegiatan ini dihadiri 10 kementerian/lembaga, antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian Desa, Kementerian Keuangan, Badan Gizi Nasional, dan Badan Pangan Nasional, serta diikuti lebih dari 300 peserta luring dan 2.450 peserta daring dari seluruh Indonesia. (SK)
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id. (SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM



