KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Kemenag Banjarnegara Efektifkan Penyuluhan Agama untuk Turunkan Stunting

8 November 2022 | Berita, Media

Rapat Persiapan Sosialisasi Percepatan Penurunan Angka Stunting di Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Banjarnegara bersama Dispermades–PPKB, (7/11/22). Foto: Kankemenag Banjarnegara

BANJARNEGARA (https://stunting.go.id)- Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Banjarnegara menggelar Rapat Koordinasi Sosialisasi Percepatan Penurunan Angka Stunting, Senin (7/11/22). Acara ini digelar dalam rangka keterlibatan penyuluh agama terkait percepatan penurunan stunting.

Kegiatan Rakor ini digelar oleh Kankemenag Kabupaten Banjarnegara melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), sebelum meluncurkan beberapa kegiatan strategis terkait mitigasi stunting. Di antaranya adalah kampanye Stop Kawin Bocah dan pencegahan stunting.

Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Banjarnegara, Ali Mustofa, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti pula oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dispermades PPKB) Banjarnegara, dan para Kepala KUA dan Penyuluh Agama Islam se-Kabupaten Banjarnegara.

“Sebelumnya, kami telah menjalankan program bernama Kopi Seceting, dan kami terus berupaya menurunkan angka perkawinan anak serta mencegah stunting,” katanya. Penyuluhan stunting, selain dilakukan melalui kantor KUA dan kunjungan penyuluh agama, juga memanfaatkan kerumunan massa untuk memperluas pengaruhnya.

Program percepatan penurunan angka stunting di Banjarnegara ditangani oleh Dispermades-PPKB dengan melibatkan seluruh satuan kerja terkait di Kabupaten Banjarnegara. Dalam kaitannya dengan perkawinan dan pendekatan agama, Dispermades-PPKB telah mengadakan konvergensi program dengan Kantor Kementerian Agama setempat.

Kepala Dinas Permades-PPKB Kabupaten Banjarnegara Enep Supriyatna mengatakan, selama ini pihaknya telah menjalin kerja sama yang sangat baik dengan Kantor Kemenag dalam kampanye cegah stunting. “Banyak film pendek produk penyuluh agama yang kita gunakan untuk mendukung kegiatan percepatan penurunan stunting di Banjarnegara. Dalam hal ini, pionir video pendek adalah Kemenag,” tambahnya.

Sasaran intervensi percepatan penurunan stunting adalah para remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan. Dalam hal ini, Kemenag menjalankan peran penyuluhan agama dengan dukungan data intervensi spesifik yang dimiliki Dispermades-PPKB. “Harus kita akui bersama bahwa data menjadi sangat utama. Untuk itu, kami semua akan menyukseskan kegiatan Seksi Bimas Islam, utamanya yang terkait dengan pencegahan stunting dan usaha percepatan penurunan angka stunting,” imbuh Enep.

Penyuluh agama dianggap sebagai salah satu elemen potensial yang dapat menjangkau masyarakat luas di seluruh pelosok Indonesia. Dengan kekuatan 50 ribu orang, penyuluh agama dapat menjadi corong penyadaran bahaya stunting kepada masyarakat.

Dalam kesempatan lain, Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin pernah mengundang para penyuluh agama ke Istana Wakil Presiden dalam acara “Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting” pada Kamis (6/10/2022).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Sekretariat Wakil Presiden dan didukung oleh Kementerian Agama ini mendatangkan 24 Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting, dan 36 orang dari pimpinan Ormas Islam dan kementerian/lembaga. Selain para penyuluh agama yang hadir secara langsung, ada 30 ribu penyuluh agama lainnya yang hadir dan mengikuti Halaqoh Nasional ini melalui platform Webinar dan youtube.

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang juga Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengatakan, para penyuluh agama, da’i, dan da’iyah memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat secara langsung.
Meskipun saat ini pemerintah telah memiliki tim percepatan penurunan stunting yang memiliki struktur dari tingkat pusat hingga tingkat desa, namun para penyuluh agama memiliki peran strategis karena pendekatan agama yang digunakan sangat akseptabel bagi masyarakat.

Pendekatan keagamaan, kata Wakil Presiden, sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan percepatan penurunan stunting, karena masyarakat kita adalah masyarakat yang sangat religius. Masyarakat Indonesia menjadikan agama sebagai landasan hidup yang menentukan tujuan hingga praktik kehidupan sehari-hari.

“Peran penyuluh agama sangat strategis, karena saudara-saudara adalah penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan di masyarakat, sekaligus menjadi sumber ilmu (manbaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik), dan tauladan (uswatun hasanah) bagi masyarakat dan jamaahnya,” kata Kiai Ma’ruf Amin.

Stunting, masih kata Kiai Ma’ruf Amin, bukan hanya isu kesehatan, yang dapat dipisahkan dari pesan-pesan agama. Sebetulnya upaya mendorong percepatan penurunan stunting adalah langkah-langkah mulia untuk mengimplementasikan maqashid asy-syari’ah (tujuan-tujuan syariat Islam), terutama hifdh an-nafs (perlindungan jiwa), hifdh al-‘aql (perlindungan akal), dan hifdh an-nasl (perlindungan keturunan), sehingga menjadi bagian dari ibadah yang harus diamalkan dan didakwahkan kepada masyarakat.

“Saya optimis, jika para penyuluh agama, da’i, dan da’iyah menyampaikan pesan-pesan pencegahan stunting, insya Allah kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap stunting semakin meningkat, sehingga kasus stunting di masyarakat bisa dicegah dan prevalensi stunting bisa diturunkan secara signifikan” katanya. (mjr/mw)

BAGIKAN

Baca Juga

Link Terkait